Rabu, 23 Februari 2022

 

Modul 2.1.a.9 Koneksi Antar Materi_Modul 2.1

Disusun oleh:


Izatul Laela, S.Si

CGP Angkatan Ke-4

Kab. Pasuruan

 

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodir perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.


Pembelajaran berdiferensiasi memberi keleluasaan pada murid untuk meningkatkan potensi diri sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar mereka.

  • Kesiapan belajar (readiness) murid terkait tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan.
  • Minat merupakan salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran. Murid yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik yang berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk “menghubungkan” murid pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid dalam hal ini salah satu contohnya setiap murid memiliki gaya belajar yang berbeda.
  • Pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien dengan demikian guru perlu memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka.

Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran, tapi juga fokus pada proses dan konten/materi. Metode ini dapat diterapkan pada hampir semua mata pelajaran.

Pembelajaran dilakukan dengan beragam cara untuk memahami informasi baru bagi semua murid dalam komunitas ruang kelasnya yang beraneka ragam, termasuk cara untuk: mendapatkan konten; mengolah, membangun, atau menalar gagasan; dan mengembangkan produk pembelajaran dan ukuran evaluasi sehingga semua murid di dalam suatu ruang kelas yang memiliki latar belakang kemampuan beragam bisa belajar dengan efektif. Selain itu juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.

Sebagai contoh, saya pernah memberikan materi pelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi pada materi Bioteknologi.

Saya menugaskan siswa untuk membuat produk bioteknologi konvensional yang sesuai dengan potensi local dan mudah dalam memperoleh bahan serta siswa merasa nyaman atau enjoy dalam melakukannya. Tugas ini secara tidak langsung dapat mengarahkan siswa yang berpotensi dan belajar sesuai dengan minatnya. Pembelajaran berdiferensiasi berfokus pada tiga hal utama, yaitu:

Diferensiasi konten/materi

Siswa punya kebebasan untuk menentukan bahan untuk diolah menjadi tape. Guru akan memberikan lembar kerja (LK) berisi tabel panduan dan contoh langkah-langkah yang harus dilakukan siswa ketika ingin membuat tape atau yoghurt berdasarkan bahan-bahan yang mereka pilih.

Diferensiasi proses

Guru dapat memberikan siswa kebebasan untuk mengolah bahan yang telah dipilihnya. Siswa dapat membuat tape (singkong atau ketan atau nasi) atau yoghurt. Setelah itu siswa harus menulis bagaimana ia menyusun rencana, jadwal pengolahan, dan mengawasi produk yang akan dihasilkan di dalam LK.

Cara diferensiasi proses di antaranya:

  • Kegiatan berjenjang, di mana semua murid bekerja membangun pemahaman yang sama tetapi dilakukan dengan dukungan, tantangan dan kompleksitas yang berbeda.
  • Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan melalui sudut-sudut minat, dengan demikian akan mendorong murid mengeksplorasi berbagai materi yang dipelajari.
  • Membuat agenda individual untuk murid, misalnya guru membuat daftar tugas berisi pekerjaan umum untuk semua kelas serta daftar pekerjaan yang terkait dengan kebutuhan individual murid. Jika murid telah selesai mengerjakan pekerjaan umum maka mereka dapat selesai melihat agenda individual dan pekerjaan yang dibuat khusus untuk mereka
  • Memfasilitasi lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas. Dalam hal ini untuk memberikan dukungan bagi murid yang mengalami kesulitan atau sebaliknya mendorong murid yang cepat untuk mengejar topik secara lebih mendalam.
  • Mengembangkan kegiatan yang bervariasi yang mengakomodasi gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.
  • Menggunakan pengelompokan yang fleksibel yang sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat murid.

Diferensiasi produk

Diferensiasi produk akan tampak dari produk yang dihasilkan siswa. Produk ini beragam jenisnya karena bahan dan proses yang digunakan juga beragam. Guru dapat meminta orangtua atau saudara untuk menilai produk yang dibuat siswa. Penilaian dapat meliputi rasa, inovasi, dan bentuk.

Penjelasan produk juga tidak harus selalu dalam bentuk laporan tertulis. Siswa dapat menjelaskan produk dalam bentuk visual seperti video presentasi/foto dokumentasi ataupun dalam bentuk audio seperti voice note tergantung minat siswa.

Meskipun konten, proses, dan produk yang dihasilkan beragam, namun guru punya acuan penilaian yang seragam. Acuan penilaian dalam pembelajaran ini meliputi penilaian sikap yang dilihat dari sikap tanggung jawab, disiplin, dan kerja sama antar siswa.

Penilaian pengetahuan tergambar dari cara siswa menjelaskan proses menghasilkan suatu produk sedangkan penilaian keterampilan tergambar dari proses dalam menghasilkan produk makanan yang bahannya berasal dari lingkungan sekitar siswa.

Karakteristik siswa

Untuk mengetahui karakteristik masing-masing siswa adalah dengan mengamati gaya belajar mereka. Gaya belajar terdiri dari auditori, visual, kinestetik.

Cara lainnya bisa dengan melihat dan mengamati tugas-tugas yang sudah dikerjakan siswa. Guru dapat berdiskusi dengan guru mata pelajaran lain tentang kemampuan siswa tersebut ketika menerima materi pelajaran.

Selain itu, guru juga dapat membuat angket minat belajar siswa, pertanyaan pemantik untuk mengetahui minat dan karakteristik siswa.

Tantangan pembelajaran berdiferensisasi

Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tidak semudah membalik tangan. Guru harus dapat menyiapkan beberapa materi dan instrumen penilaian sekaligus. Selama ini guru dan siswa sudah terbiasa pada zona nyaman. Jadi harus siap dengan segala hal yang bisa saja terjadi karena melakukan hal yang terkesan tidak biasa.Pembelajaran berdiferensiasi juga dapat menguntungkan anak untuk memaksimalkan potensi mereka. Karena anak bisa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan minat, kesiapan belajar serta gaya belajar mereka.

Lingkungan yang Mendukung Pembelajaran yang Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun dengan “learning community” atau komunitas belajar yaitu komunitas yang semua anggotanya adalah pembelajar. Guru akan mengembangkan murid-muridnya untuk mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik yang selalu mendukung lingkungan belajar. Komunitas belajar yang efektif mendukung pembelajaran berdiferensiasi adalah:

  1. Setiap orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan baik. Iklim ini bukan hanya dilihat dari sikap dan tindakan guru yang ramah dan menyabut murid tetapi juga sikap yang ditunjukkan antar murid. Ruang kelas akan dipenuhi dengan hasil belajar murid atau berbagai hal di mama murid berperan di dalamnya.
  2. Setiap orang dalam kelas akan saling menghargai. Baik guru, murid, orang tua maupun kepala sekolah akan berbagi kebutuhan, perasaan diterima, dihormati, aman dan sebagainya. Guru membantu murid memecahkan secara konsruktif dan tidak akan pernah membuat perasaan siapapun menjadi kecil.
  3. Murid akan merasa aman. Aman bukan sebatas secara fisik tetapi juga secara psikis. Murid-murid yang berada dalam kelas sangat tahu bahwa mereka boleh bertanya , boleh menyampaikan pendapat, mencoba hal-hal baru serta  berani mencoba berbagai ide-ide kreatif.
  4. Ada harapan bagi pertumbuhan. Tujuan pembelajaran berdiferensiasi untuk membantu setiap murid tumbuh semaksimal mungkin sesuai kemampuannya.
  5. Ada keadilan dalam bentuk nyata. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, adil berarti berusaha memastikan semua murid mendapatkan apa yang dia butuhkan untuk tumbuh dan sukses.
  6. Guru dan murid berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama. Setiap orang harus mengambil tanggung jawab baik untuk kesejahteraan diri mereka sendiri maupun kesejahteraan orang lain.  

Korelasi Antara Pembelajaran Berdiferensiasi Dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara

Bahwa maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya , maka peran guru penggerak sebagai teladan pendidikan karakter bagi peserta didik , menciptakan well-being ekosistem pendidikan, dan menata lingkungan belajar yang penuh dengan stimulus yang nyaman, aman dan menyenangkan. 

Maka untuk mewujudkan itu Visi guru penggerak yang berpihak pada murid mendukung pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada anak, dalam memvisualisasikan harapan, menggandeng sesama dan mentransformasikannya menjadi harapan bersama dengan konsep Inkuiri Apresiatif BAGJA. 

Pembelajaran Berdiferensiasi hadir sebagai bentuk pengajaran efektif dengan memberikan beragam cara untuk memahami informasi baru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang beraneka ragam. berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan murid.

Melalui pembelajaran berdiferensiasi diharapkan Profil Pelajar Pancasila akan terwujud. Siswa memiliki karakter yang mulia, baik hubungannya dengan Tuhan atau hubungan dengan sesama juga terhadap alam (Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlaq mulia). Selain itu anak juga menghargai budaya , mempertahankan budaya luhur tapi terbuka terhadap dalam berinteraksi dengan budaya lain (Berkebinekaan Global) mau bekerjasama, bergotong royong untuk mencapai tujuan bersama (Gotong royong), Mandiri, Bernalar Kritis dan Kreatif.

Melalui pembelajaran berdiferensiasi diharapkan terciptanya pelajar Indonesia yang well-being yang optimal, kesehatan fisik dan mental, lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan akan menghasilkan peserta didik yang tangguh dalam menghadapai fenomena kehidupan dan mampu terlibat dalam perilaku sosial yang lebih bertanggungjawab.