Modul 2.1.a.9 Koneksi
Antar Materi_Modul 2.1
Disusun oleh:
CGP Angkatan Ke-4
Kab. Pasuruan
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodir perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.
Pembelajaran berdiferensiasi memberi
keleluasaan pada murid untuk meningkatkan potensi diri sesuai dengan kesiapan
belajar, minat, dan profil belajar mereka.
- Kesiapan belajar (readiness) murid terkait
tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini,
sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan.
- Minat merupakan salah satu motivator
penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran.
Murid yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik yang berbeda. Gagasan
untuk membedakan melalui minat adalah untuk “menghubungkan” murid pada
pelajaran untuk menjaga minat mereka. Dengan menjaga minat murid tetap
tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid dalam hal ini salah satu
contohnya setiap murid memiliki gaya belajar yang berbeda.
- Pemetaan kebutuhan belajar murid
berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid
untuk belajar secara natural dan efisien dengan demikian guru perlu
memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka.
Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya
berfokus pada produk pembelajaran, tapi juga fokus pada proses dan
konten/materi. Metode ini dapat diterapkan pada hampir semua mata pelajaran.
Pembelajaran dilakukan dengan beragam cara untuk memahami informasi baru bagi semua murid dalam komunitas ruang kelasnya yang beraneka ragam, termasuk cara untuk: mendapatkan konten; mengolah, membangun, atau menalar gagasan; dan mengembangkan produk pembelajaran dan ukuran evaluasi sehingga semua murid di dalam suatu ruang kelas yang memiliki latar belakang kemampuan beragam bisa belajar dengan efektif. Selain itu juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
Sebagai contoh, saya pernah memberikan materi
pelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi pada materi
Bioteknologi.
Saya menugaskan siswa untuk membuat produk
bioteknologi konvensional yang sesuai dengan potensi local dan mudah dalam
memperoleh bahan serta siswa merasa nyaman atau enjoy dalam melakukannya. Tugas
ini secara tidak langsung dapat mengarahkan siswa yang berpotensi dan belajar
sesuai dengan minatnya. Pembelajaran berdiferensiasi berfokus pada tiga hal
utama, yaitu:
Diferensiasi
konten/materi
Siswa punya kebebasan untuk menentukan bahan
untuk diolah menjadi tape. Guru akan memberikan lembar kerja (LK) berisi tabel
panduan dan contoh langkah-langkah yang harus dilakukan siswa ketika ingin
membuat tape atau yoghurt berdasarkan bahan-bahan yang mereka pilih.
Diferensiasi proses
Guru dapat memberikan siswa kebebasan untuk
mengolah bahan yang telah dipilihnya. Siswa dapat membuat tape (singkong atau
ketan atau nasi) atau yoghurt. Setelah itu siswa harus menulis bagaimana ia
menyusun rencana, jadwal pengolahan, dan mengawasi produk yang akan dihasilkan
di dalam LK.
Cara diferensiasi proses di antaranya:
- Kegiatan berjenjang, di mana semua murid
bekerja membangun pemahaman yang sama tetapi dilakukan dengan dukungan,
tantangan dan kompleksitas yang berbeda.
- Menyediakan pertanyaan pemandu atau
tantangan melalui sudut-sudut minat, dengan demikian akan mendorong murid
mengeksplorasi berbagai materi yang dipelajari.
- Membuat agenda individual untuk murid,
misalnya guru membuat daftar tugas berisi pekerjaan umum untuk semua
kelas serta daftar pekerjaan yang terkait dengan kebutuhan individual
murid. Jika murid telah selesai mengerjakan pekerjaan umum maka mereka
dapat selesai melihat agenda individual dan pekerjaan yang dibuat khusus
untuk mereka
- Memfasilitasi lama waktu yang murid dapat
ambil untuk menyelesaikan tugas. Dalam hal ini untuk memberikan dukungan
bagi murid yang mengalami kesulitan atau sebaliknya mendorong murid yang
cepat untuk mengejar topik secara lebih mendalam.
- Mengembangkan kegiatan yang bervariasi
yang mengakomodasi gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.
- Menggunakan pengelompokan yang fleksibel
yang sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat murid.
Diferensiasi produk
Diferensiasi produk akan tampak dari produk
yang dihasilkan siswa. Produk ini beragam jenisnya karena bahan dan proses yang
digunakan juga beragam. Guru dapat meminta orangtua atau saudara untuk menilai
produk yang dibuat siswa. Penilaian dapat meliputi rasa, inovasi, dan bentuk.
Penjelasan produk juga tidak harus selalu
dalam bentuk laporan tertulis. Siswa dapat menjelaskan produk dalam bentuk
visual seperti video presentasi/foto dokumentasi ataupun dalam bentuk audio
seperti voice note tergantung minat siswa.
Meskipun konten, proses, dan produk yang
dihasilkan beragam, namun guru punya acuan penilaian yang seragam. Acuan
penilaian dalam pembelajaran ini meliputi penilaian sikap yang dilihat dari
sikap tanggung jawab, disiplin, dan kerja sama antar siswa.
Penilaian pengetahuan tergambar dari cara
siswa menjelaskan proses menghasilkan suatu produk sedangkan penilaian
keterampilan tergambar dari proses dalam menghasilkan produk makanan yang
bahannya berasal dari lingkungan sekitar siswa.
Karakteristik siswa
Untuk mengetahui karakteristik masing-masing
siswa adalah dengan mengamati gaya belajar mereka. Gaya belajar terdiri dari
auditori, visual, kinestetik.
Cara lainnya bisa dengan melihat dan mengamati
tugas-tugas yang sudah dikerjakan siswa. Guru dapat berdiskusi dengan guru mata
pelajaran lain tentang kemampuan siswa tersebut ketika menerima materi
pelajaran.
Selain itu, guru juga dapat membuat angket
minat belajar siswa, pertanyaan pemantik untuk mengetahui minat dan
karakteristik siswa.
Tantangan pembelajaran
berdiferensisasi
Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tidak
semudah membalik tangan. Guru harus dapat menyiapkan beberapa materi dan
instrumen penilaian sekaligus. Selama ini guru dan siswa sudah terbiasa pada
zona nyaman. Jadi harus siap dengan segala hal yang bisa saja terjadi karena
melakukan hal yang terkesan tidak biasa.Pembelajaran
berdiferensiasi juga dapat menguntungkan anak untuk memaksimalkan potensi
mereka. Karena anak bisa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan minat,
kesiapan belajar serta gaya belajar mereka.
Lingkungan yang Mendukung Pembelajaran yang
Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun
dengan “learning community” atau komunitas belajar yaitu komunitas
yang semua anggotanya adalah pembelajar. Guru akan mengembangkan murid-muridnya
untuk mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik yang selalu mendukung
lingkungan belajar. Komunitas belajar yang efektif mendukung pembelajaran
berdiferensiasi adalah:
- Setiap orang dalam kelas akan menyambut
dan merasa disambut dengan baik. Iklim ini bukan hanya dilihat dari sikap
dan tindakan guru yang ramah dan menyabut murid tetapi juga sikap yang
ditunjukkan antar murid. Ruang kelas akan dipenuhi dengan hasil belajar
murid atau berbagai hal di mama murid berperan di dalamnya.
- Setiap orang dalam kelas akan saling
menghargai. Baik guru, murid, orang tua maupun kepala
sekolah akan berbagi kebutuhan, perasaan diterima, dihormati, aman dan
sebagainya. Guru membantu murid memecahkan secara konsruktif dan tidak
akan pernah membuat perasaan siapapun menjadi kecil.
- Murid akan merasa aman. Aman bukan sebatas
secara fisik tetapi juga secara psikis. Murid-murid yang berada dalam
kelas sangat tahu bahwa mereka boleh bertanya , boleh menyampaikan
pendapat, mencoba hal-hal baru serta berani mencoba berbagai ide-ide kreatif.
- Ada harapan bagi pertumbuhan. Tujuan
pembelajaran berdiferensiasi untuk membantu setiap murid tumbuh semaksimal
mungkin sesuai kemampuannya.
- Ada keadilan dalam bentuk nyata. Dalam kelas yang
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, adil berarti berusaha
memastikan semua murid mendapatkan apa yang dia butuhkan untuk tumbuh dan
sukses.
- Guru dan murid berkolaborasi untuk
pertumbuhan dan kesuksesan bersama. Setiap orang
harus mengambil tanggung jawab baik untuk kesejahteraan diri mereka
sendiri maupun kesejahteraan orang lain.
Korelasi
Antara Pembelajaran Berdiferensiasi Dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara
Bahwa maksud pendidikan itu adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya , maka peran guru penggerak
sebagai teladan pendidikan karakter bagi peserta didik , menciptakan well-being
ekosistem pendidikan, dan menata lingkungan belajar yang penuh dengan stimulus
yang nyaman, aman dan menyenangkan.
Maka untuk mewujudkan itu Visi guru penggerak
yang berpihak pada murid mendukung pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak
pada anak, dalam memvisualisasikan harapan, menggandeng sesama dan
mentransformasikannya menjadi harapan bersama dengan konsep Inkuiri Apresiatif
BAGJA.
Pembelajaran Berdiferensiasi hadir sebagai bentuk
pengajaran efektif dengan memberikan beragam cara untuk memahami informasi baru
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang beraneka ragam. berdiferensiasi
untuk memenuhi kebutuhan murid.
Melalui pembelajaran berdiferensiasi
diharapkan Profil Pelajar Pancasila akan terwujud. Siswa memiliki karakter yang
mulia, baik hubungannya dengan Tuhan atau hubungan dengan sesama juga terhadap
alam (Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlaq mulia). Selain
itu anak juga menghargai budaya , mempertahankan budaya luhur tapi terbuka
terhadap dalam berinteraksi dengan budaya lain (Berkebinekaan Global) mau
bekerjasama, bergotong royong untuk mencapai tujuan bersama (Gotong royong),
Mandiri, Bernalar Kritis dan Kreatif.
Melalui pembelajaran berdiferensiasi
diharapkan terciptanya pelajar Indonesia yang well-being yang optimal,
kesehatan fisik dan mental, lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan akan
menghasilkan peserta didik yang tangguh dalam menghadapai fenomena kehidupan
dan mampu terlibat dalam perilaku sosial yang lebih bertanggungjawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar