Selasa, 10 Mei 2022

MEDIA SOSIAL…AMANKAH UNTUK ANAK-ANAK DAN REMAJA KITA?

 

MEDIA SOSIAL…AMANKAH UNTUK ANAK-ANAK DAN REMAJA KITA?

Izatul Laela, S.Si

SMPN 2 Wonorejo

 

            Lahirnya abad 21 ditandai dengan revolusi 3T (Teknologi, Transportasi dan Telekomunikasi). Sulit untuk menyangkal adagium ini. Dalam hal teknologi hampir semua sendi kehidupan sedikit demi sedikit mulai tersentuh olehnya. Menurut Fajar Baskoro, MT ketua Research Institute For Web and Mobile Aplication (RIMA) ITS, awalnya internet hanya untuk kepentingan militer kemudian dikembangkan di universitas untuk keperluan sumber pustaka.

            Internet sudah menjadi kebutuhan yang tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini. Berdasarkan catatan Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet ±134.000 orang. Peningkatannya mencapai 50x lipat di akhir 2007 menjadi 572.000 orang. Hal ini senada dengan prediksi John Naisbitt dan Patricia Aburdene dalam Megatrend 2000 bahwa ada kesamaan gaya hidup di seluruh dunia pada abad 21.

            Saat ini perkembangan teknologi informasi semakin canggih. Mulai munculnya hubungan antara perangkat mobile dan halaman web internet melalui “jaringan sosial/jejaring sosial/media sosial. Melalui situs jejaring sosial memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut.

            Sebenarnya situs jejaring sosial mulai muncul sekitar tahun 1997. Setelah itu situs jejaring sosial mulai diminati sekitar tahun 2000-an dengan munculnya situs pertemanan yang bernama Friendster. Selanjutnya diikuti munculnya situs-situs seperti MySpace, Facebook, Twitter, Skype, Foursquare, Line, What’s App, Path, Instagram, Snapchat, dan lain-lain.

            Arus perkembangan teknologi ini bagaimana pun tidak akan bisa kita bendung. Sebagian besar anak-anak dan remaja saat ini telah familiar dengan berbagai situs jejaring tersebut, tidak saja anak dan remaja kota, bahkan anak dan remaja di pedesaan pun kini berangsur-angsur mulai menggunakan jejaring sosial tersebut.

            Berkembang pesatnya situs jejaring sosial tersebut tentu saja membawa dampak, baik positif maupun negatif. Berikut beberapa dampak positif dari jejaring sosial bagi anak dan remaja:

·         Memudahkan dalam berkomunikasi, mencari dan mengakses informasi bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain,

·         Memperluas pertemanan baik secara kekerabatan maupun dengan masyarakat luas yang ruang lingkupnya luas serta dari berbagai latar belakang status sosial yang beragam,

·         Mempertemukan tali persaudaraan yang sudah lama tidak bertemu atau sempat terputus,

·         Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkn diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online,

·         Anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian dan empati misalnya memberi perhatian teman yang ulang tahun, me-like atau mengomentari status atau foto teman meski tidak bertemu secara fisik.

Selain dampak positif, situs jejaring sosial juga mempunyai dampak negatif bagi anak dan remaja jika salah dalam penggunaannya. Adapun dampak negatifnya antara lain:

·         Anak dan remaja akan merasa kecanduan dan tidak mengenal waktu karena mereka harus update situs jejaring sosial yang mereka miliki,

·         Anak dan remaja menjadi malas karena terlalu asyik dengan jejaring sosial mereka sehingga lupa akan kewajiban mereka sebagai pelajar,

·         Anak dan remaja cenderung bersikap egois, tidak peduli terhadap lingkungan sekitar karena waktu yang mereka miliki dihabiskan untuk internet,

·         Karena terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya, anak menjadi malas berkomunikasi di dunia nyata sehingga pengetahuan tentang seluk beluk berkomunikasi di kehidupan nyata seperti bahasa tubuh dan nada suara menjadi berkurang, juga mempengaruhi keterampilan menulis dalam hal ejaan dan tata bahasa,

·         Adanya kemerosotan akhlak; terkadang diawali dari rasa penasaran atas munculnya hal-hal atau gambar yang tidak pantas, dilanjutkan dengan “coba-coba” sehingga mempengaruhi jiwa dan kepribadian,

·         Kenakalan dan tindakan menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat karena terinspirasi oleh tindakan serupa yang diakukan orang lain,

·         Pornografi; kemudahan mengakses apa pun termasuk gambar-gambar tidak pantas dari internet mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak asusila. Remaja adalah makhluk yang rentan terhadap perubahan di sekitarnya.

Adanya dampak positif dan negatif penggunaan jejaring sosial maka menjadi hal yang penting untuk dibuat suatu sistem pengawasan dan bimbingan bagi anak-anak dan remaja agar dampak negatifnya dapat dihindari dan dampak positifnya semakin dirasakan. Berikut ini beberapa tips untuk orang tua atau guru sebagai bentuk pengawasan terhadap anak dan remaja  dalam menggunakan internet atau ber-“media sosial”:

·         Beri pengertian kepada anak-anak dan remaja kita untuk tidak menjawab atau menanggapi e-mail atau private chat dari orang-orang yang tidak dikenal,

·         Pertegas kepada anak-anak dan remaja kita untuk tidak memberikan data-data pribadi atau keluarga, alamat rumh, nomor telepon, password atau data diri lainnya pada orang yang tidak dikenal atapun saat mengisi informasi data diri di situs personal,

·         Mintalah ana-anak dan remaja kita untuk segera meninggalkan situs yang tidak pantas atau yang membuat mereka tidak nyaman, sengaja maupun tidak sengaja dibuka,

·         Jika perlu, tentukan prasayarat atau kesepakatan dengan anak dalam hal penggunaan internet, misalnya boleh dilakukan setelah sholat, setelah mengaji, setelah mengerjakan PR, dan sebagainya. Perlu juga ada pembatasan waktu atau lamanya penggunaan internet.

Tugas mengawasi dan membimbing tentu saja bukan tugas guru di sekolah semata, orang tua juga seharusnya berperan dalam pengawasan dan bimbingan bagi anak-anaknya, termasuk penyedia konten. Harus ada konten yang mendidik sekaligus menghibur. Harus ada sinergi antara guru, orang tua, pebisnis dan pemerintah. Sudah saatnya keluarga, sekolah dan pemerintah mendorong generasi muda berprestasi melalui teknologi ini. Perlu kita tanamkan pada anak bahwa internet itu sarana, kitalah yang menentukan untuk apa menggunakannya, apakah untuk kemashlahatan hidup atau kerusakan? Rasulullah SAW sudah mengingatkan kita,” merupakan tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya” (HR AtTirmidzi).

 

2 komentar: