Jumat, 13 Mei 2022

Safari Silaturrahim Kepada Para Mantan

Safari Silaturrahim Kepada Para Mantan

Izatul Laela, S.Si

Pendidik di SMPN 2 Wonorejo

 

Masih dalam suasana syawal, kami memanfaatkan momentum yang sangat berharga untuk bersilaturrahim dengan para kepala sekolah yang pernah mengabdi di lembaga kami, SMPN 2 Wonorejo. Seluruh dewan guru dengan suka cita melaksanakan safari silaturrahim keliling diawali dari rumah Ibu Wiludjeng Esti Rahaju, S.Pd yang mengabdi di lembaga kami tahun 2014-2018. Rumah beliau kira-kira 100 meter sebelah utara dari SMPN 1  Gondangwetan menjadi tujuan pertama karena lokasinya paling timur dari sekian rencana lokasi yang akan kami kunjungi.

Masih seperti dulu. Bu Esti menerima kami dengan hangat dan ramah. Suasana semakin akrab dengan suguhan kue beraneka macam, kue khas lebaran dan aneka gorengan: weci, tahu penthol, somay. Dengan menu makan siang bakso ditambah lontong semakin membuat kami betah berlama-lama di sana. Kehadiran seorang cucu laki-laki yang lucu dan tampan dari putri semata wayangnya setidaknya bisa menjadi penawar karena kepergian suami tercinta, alm Bapak Heru Supriyadi beberapa waktu yang lalu.

Episode berikutnya yaitu berkunjung ke rumah Bapak Huzaini. Beliau pernah mengabdi di lembaga kami sekitar tahun 2013-2014. Hanya sekitar satu tahun saja. Karena beliau harus mengakhiri masa kerja atau purna. Rumah Pak Huzaini di Sukorejo bersebelahan dengan Indomaret sebelah selatan jalan. Hal yang mengagumkan dari sosok beliau adalah tak Nampak perubahan wajah yang menua. Masih sepeti saat mengabdi dulu. Meski secara kedianasan beliau sudah purna akan tetapi kiprahnya dalambidang social dan keagamaan itulah yang membuat beliau tampak selalu sehat dan bugar. Kebaikan dan tawadhu’nya beliau terpancar dari aura wajahnya yang tampak sumringah, selalu tersenyum. Kami pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan emas itu untuk minta didoakan oleh beliau demi kebaikan kita semua.

Manusia hanya bisa berencana tapi Allah lah yang menjadi penentunya. Itulah yang terjadi dengan kunjungan episode ketiga yaitu ke rumah Bapak Mesran. Qadarullah, ketika kami sudah sampai di depan rumahnya, pagar tidak terkinci tapi rumah tertutup rapat. Setelah dihubungi oleh Wakil Kepala Sekolah, Ibu Ari Suparmi selaku ketua rombongan safari silaturrahim ini ternyata Pak Mesran sedang ada kegiatan Halal Bihalal di SMPN 18 Malang, tempat di mana istri Pak Mesran mengabdi.


Safari silaturrahim episode keempat berlanjut ke Jl. Bango no. 29 yaitu ke rumah Ibu Susta Hirawati. Beliau saat ini mengabdi sebagai Pengawas Sekolah tingkat SL dan akan segera berakhir pada bulan Mei ini. Masya Allah. Dengan ditemani suami dan putra semata wayangnya, Bu Susta tampak bahagia dan sangat senang dengan kunjungan kami.


Sejarah Silaturrahim/Silaturrahmi

Silaturahmi berasal dari bahasa Arab yakni Shilah yang berarti hubungan dan Ar- rahim yang artinya kerabat atau saudara. Kata Rahim diambil dari rahim perempuan, yang menunjukkan sebuah hubungankaribkerabatketurunan. Kata silaturahmi bahkan sudah terdaftar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang bermakna tali persahabatan (persaudaraan). Untuk itu, orang Indonesia lebih disarankan menggunakan kata silaturahmi yang makna katanya sudah dikembalikan ke dalam bahasa Indonesia.

Senada, Imam Nawawi mengatakan, silaturahmi adalah berbuat baik kepada karib kerabat sesuai dengan keadaan orang yang menghubungkan dan orang yang dihubungkan. Terkadang menggunakan harta, adakalanya dengan memberi bantuan tenaga, sekali waktu dengan kunjungan, atau dengan memberi salam, dan lain sebagainya.

Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

 لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا

"Orang yang menyambung silaturahmi bukanlah yang memenuhi (kebutuhan), melainkan orang yang menyambung hubungannya kembali ketika tali silaturrahmi itu sempat terputus." (HR. Bukhari)

Suatu ketika diceritakan dalam sebuah riwayat, disebutkan kisah mengenai silaturahim Asma binti Abu Bakar dengan Qutailah binti Abdul Uzza, ibundanya yang non-muslim. Saat itu umat Muslim dan kafir Quraisy dalam suasana gencatan senjata melalui perjanjian Hudaibiyah. Saking rindunya sang ayah kepada anaknya, Qutailah mengunjungi Asma di Madinah. Ia membawakan beberapa makanan untuk putri tersayangnya. Usai Qutailah tiba di Madinah, Asma ragu untuk menemui dan menerima hadiah dari ibu kandungnya yang non-muslim itu. Karena keraguannya akhirnya Asma bertanya kepada Rasulullah ﷺ.

“Wahai Rasulullah, ibuku datang kepadaku dan dia sangat ingin aku berbuat baik padanya, apakah aku harus tetap menjalin hubungan dengan ibuku?”

“Ya, sambunglah silaturahim dengannya,” tutur Rasulullah ﷺ.

Demikianlah, hubungan Asma binti Abu Bakar dan Qutailah sempat terputus lantaran perempuan berjuluk Dzatu Nithaqain ini muallaf (masuk Islam), sedangkan ibundanya tetap memeluk agama yang dianut nenek moyangnya.Keduanya juga terpisah jarak yang cukup jauh setelah Asma dan ayahnya hijrah ke Madinah. Akan tetapi Rasulullah memerintahkan Asma untuk tetap bersilaturahmi meskipun ibu kandungnya seorang non-muslim.

Di Indonesia sendiri, istilah silaturahmi dimaknai lebih luas, tidak hanya untuk memperbaiki hubungan yang sempat terputus, tetapi juga ikatan yang dari awal memang sudah terjalin baik. Dalam artian, tidak hanya ditujukan kepada karib kerabat saja, melainkan kepada siapapun. 

 

Mengapa Silaturrahim?

Banyak sekali ayat di dalam Al Qur’an maupun hadits Rasulullah SAW yang membahas tentang keutamaan silaturrahim. Oleh karenanya sebagai makhluk social sekaligus sebagai hambaNya, dengan melakukan silaturrahim akan mendapatkan banyak keutamaan yaitu terpenuhinya hablumminaLLah dan hablumminannas.

Berikut ini fadhilah atau keuntungan dari silaturrahim antara lain yaitu :

1.             Dipanjangkan umur dan dilancarkan rizqi

"Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi." (HR. Bukhari – Muslim).

2.             Menjaga keharmonisan

"Tak akan masuk surga pemutus tali silaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim).

3.             Dimuliakan dunia dan akhirat

Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, sholatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surge dengan selamat “(HR. Ibnu Majah).

4.             Menyehatkan mental

5.             Memperluas ukhuwah Islamiyah

6.             Menambah ilmu

7.             Mendapatkan rahmatNya

8.             Menjauhkan diri dari ancaman neraka

“Tidak akan masuk surga orang yang suka memutuskan tali persaudaraan."(HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Muhammad Jubair bin Muth’im r.a).

Semoga niat baik kita untuk menjalin silaturrahim senantiasa mendapatkan kemudahan dan ridlo dari Allah SWT.

 

Sumber Bacaan :

https://www.liputan6.com/ramadan/read/4544494/9-keutamaan-menjaga-silaturahmi-dalam-islam-mendapat-banyak-kemuliaan

https://m.oase.id/read/XWkrP3-memaknai-ajaran-nabi-muhammad-soal-keutamaan-silaturahmi

 


2 komentar: