Safari
Silaturrahim Kepada Para Mantan
Izatul Laela, S.Si
Pendidik di SMPN 2
Wonorejo
Masih dalam suasana
syawal, kami memanfaatkan momentum yang sangat berharga untuk bersilaturrahim
dengan para kepala sekolah yang pernah mengabdi di lembaga kami, SMPN 2
Wonorejo. Seluruh dewan guru dengan suka cita melaksanakan safari silaturrahim
keliling diawali dari rumah Ibu Wiludjeng Esti Rahaju, S.Pd yang mengabdi di
lembaga kami tahun 2014-2018. Rumah beliau kira-kira 100 meter sebelah utara dari
SMPN 1 Gondangwetan menjadi tujuan
pertama karena lokasinya paling timur dari sekian rencana lokasi yang akan kami
kunjungi.
Masih seperti dulu. Bu Esti menerima kami dengan hangat dan ramah. Suasana semakin akrab dengan suguhan kue beraneka macam, kue khas lebaran dan aneka gorengan: weci, tahu penthol, somay. Dengan menu makan siang bakso ditambah lontong semakin membuat kami betah berlama-lama di sana. Kehadiran seorang cucu laki-laki yang lucu dan tampan dari putri semata wayangnya setidaknya bisa menjadi penawar karena kepergian suami tercinta, alm Bapak Heru Supriyadi beberapa waktu yang lalu.
Episode berikutnya yaitu berkunjung ke rumah Bapak Huzaini. Beliau pernah mengabdi di lembaga kami sekitar tahun 2013-2014. Hanya sekitar satu tahun saja. Karena beliau harus mengakhiri masa kerja atau purna. Rumah Pak Huzaini di Sukorejo bersebelahan dengan Indomaret sebelah selatan jalan. Hal yang mengagumkan dari sosok beliau adalah tak Nampak perubahan wajah yang menua. Masih sepeti saat mengabdi dulu. Meski secara kedianasan beliau sudah purna akan tetapi kiprahnya dalambidang social dan keagamaan itulah yang membuat beliau tampak selalu sehat dan bugar. Kebaikan dan tawadhu’nya beliau terpancar dari aura wajahnya yang tampak sumringah, selalu tersenyum. Kami pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan emas itu untuk minta didoakan oleh beliau demi kebaikan kita semua.
Manusia hanya bisa
berencana tapi Allah lah yang menjadi penentunya. Itulah yang terjadi dengan
kunjungan episode ketiga yaitu ke rumah Bapak Mesran. Qadarullah, ketika kami
sudah sampai di depan rumahnya, pagar tidak terkinci tapi rumah tertutup rapat.
Setelah dihubungi oleh Wakil Kepala Sekolah, Ibu Ari Suparmi selaku ketua
rombongan safari silaturrahim ini ternyata Pak Mesran sedang ada kegiatan Halal
Bihalal di SMPN 18 Malang, tempat di mana istri Pak Mesran mengabdi.
Safari silaturrahim episode keempat berlanjut ke Jl. Bango no. 29 yaitu ke rumah Ibu Susta Hirawati. Beliau saat ini mengabdi sebagai Pengawas Sekolah tingkat SL dan akan segera berakhir pada bulan Mei ini. Masya Allah. Dengan ditemani suami dan putra semata wayangnya, Bu Susta tampak bahagia dan sangat senang dengan kunjungan kami.
Sejarah
Silaturrahim/Silaturrahmi
Silaturahmi
berasal dari bahasa Arab yakni Shilah yang berarti hubungan dan Ar- rahim yang
artinya kerabat atau saudara. Kata Rahim diambil dari rahim perempuan, yang
menunjukkan sebuah hubungankaribkerabatketurunan. Kata silaturahmi bahkan
sudah terdaftar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang bermakna tali
persahabatan (persaudaraan). Untuk itu, orang Indonesia lebih disarankan
menggunakan kata silaturahmi yang makna katanya sudah dikembalikan ke
dalam bahasa Indonesia.
Senada, Imam Nawawi mengatakan, silaturahmi
adalah berbuat baik kepada karib kerabat sesuai dengan keadaan orang yang
menghubungkan dan orang yang dihubungkan. Terkadang menggunakan harta,
adakalanya dengan memberi bantuan tenaga, sekali waktu dengan kunjungan, atau
dengan memberi salam, dan lain sebagainya.
Nabi Muhammad ﷺ
bersabda:
لَيْسَ
الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ
وَصَلَهَا
"Orang yang menyambung silaturahmi bukanlah yang memenuhi
(kebutuhan), melainkan orang yang menyambung hubungannya kembali ketika tali
silaturrahmi itu sempat terputus." (HR. Bukhari)
Suatu ketika diceritakan dalam sebuah riwayat,
disebutkan kisah mengenai silaturahim Asma binti Abu Bakar dengan Qutailah
binti Abdul Uzza, ibundanya yang non-muslim. Saat itu umat Muslim dan kafir
Quraisy dalam suasana gencatan senjata melalui perjanjian Hudaibiyah. Saking
rindunya sang ayah kepada anaknya, Qutailah mengunjungi Asma di Madinah. Ia
membawakan beberapa makanan untuk putri tersayangnya. Usai Qutailah tiba di
Madinah, Asma ragu untuk menemui dan menerima hadiah dari ibu kandungnya yang
non-muslim itu. Karena keraguannya akhirnya Asma bertanya kepada Rasulullah ﷺ.
“Wahai Rasulullah, ibuku datang kepadaku dan dia sangat
ingin aku berbuat baik padanya, apakah aku harus tetap menjalin hubungan dengan
ibuku?”
“Ya, sambunglah silaturahim dengannya,” tutur Rasulullah ﷺ.
Demikianlah, hubungan
Asma binti Abu Bakar dan Qutailah sempat terputus lantaran perempuan berjuluk
Dzatu Nithaqain ini muallaf (masuk Islam), sedangkan ibundanya tetap memeluk
agama yang dianut nenek moyangnya.Keduanya juga terpisah jarak yang cukup jauh
setelah Asma dan ayahnya hijrah ke Madinah. Akan tetapi Rasulullah
memerintahkan Asma untuk tetap bersilaturahmi meskipun ibu kandungnya seorang
non-muslim.
Di Indonesia sendiri,
istilah silaturahmi dimaknai lebih luas, tidak hanya untuk memperbaiki hubungan
yang sempat terputus, tetapi juga ikatan yang dari awal memang sudah terjalin
baik. Dalam artian, tidak hanya ditujukan kepada karib kerabat saja, melainkan
kepada siapapun.
Mengapa Silaturrahim?
Banyak sekali ayat di dalam Al Qur’an maupun
hadits Rasulullah SAW yang membahas tentang keutamaan silaturrahim. Oleh
karenanya sebagai makhluk social sekaligus sebagai hambaNya, dengan melakukan
silaturrahim akan mendapatkan banyak keutamaan yaitu terpenuhinya hablumminaLLah
dan hablumminannas.
Berikut ini fadhilah atau keuntungan dari
silaturrahim antara lain yaitu :
1.
Dipanjangkan
umur dan dilancarkan rizqi
"Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan
umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi." (HR. Bukhari – Muslim).
2.
Menjaga keharmonisan
"Tak akan masuk surga pemutus tali silaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim).
3.
Dimuliakan dunia dan
akhirat
“Wahai manusia, tebarkanlah salam,
berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, sholatlah di malam hari ketika
manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surge dengan selamat “(HR. Ibnu Majah).
4.
Menyehatkan mental
5.
Memperluas ukhuwah
Islamiyah
6.
Menambah ilmu
7.
Mendapatkan rahmatNya
8.
Menjauhkan diri dari
ancaman neraka
“Tidak akan masuk surga orang
yang suka memutuskan tali persaudaraan."(HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Muhammad Jubair bin Muth’im
r.a).
Semoga niat baik kita untuk
menjalin silaturrahim senantiasa mendapatkan kemudahan dan ridlo dari Allah
SWT.
Sumber Bacaan :
https://m.oase.id/read/XWkrP3-memaknai-ajaran-nabi-muhammad-soal-keutamaan-silaturahmi
Keren banget bu Izza
BalasHapusMatur nuwun bu El..
Hapus