PEMBELAJARAN DARING : SOLUSI BELAJAR DI TENGAH PANDEMI COVID-19
Izatul Laela, S.Si
Guru IPA SMPN 2 Wonorejo
ABSTRAK
Mewabahnya covid-19 telah menimbulkan banyak
perubahan. Termasuk di dunia pendidikan. Oleh karenanya harus ada upaya untuk melakukan perubahan dan adaptasi
secara cepat. Pemerintah menurunkan beberapa peraturan untuk memutus rantai
penyebaran covid-19, seperti pysical distancing, work from home, dan learn
from home. Sebagai tindak lanjut dari kebijakan
pemerintah inilah maka pembelajaran tidak lagi melalui tatap muka tetapi
melalui pembelajaran jarak jauh (pembelajaran dalam jaringan atau daring). Untuk
mengetahui sejauh mana pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19 inilah,
penulis membuat kuisioner yang disebarkan kepada grup-grup whatsapp yang
penulis ikut di dalamnya. Terdapat 115 responden dengan jenjang lembaga
pendidikan yang beragam mulai tingkat pra sekolah/TK sampai perguruan tinggi.
Dari hasil kuisioner yang disebar, terdapat 62,6% guru yang belum pernah
melaksanakan pembelajaran daring sebelum pandemi Covid-19, sisanya 37,4% pernah
melaksanakan pembelajaran daring. Setelah adanya pandemi covid-19 maka sebagian
besar proses
pembelajaran dilaksanakan melalui jaringan (daring). Dari
115 responden, terdapat 93,9% menjawab melaksanakan pembelajaran daring.
Sisanya 6,1% tidak melaksanakan pembelajaran daring.
Kata kunci: pembelajaran daring, pysical distancing, work from home,
dan learn from home
PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 telah menimbulkan banyak perubahan pada segala hal. Tidak
terkecuali dunia pendidikan. Pada bulan Maret 2020 Pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat edaran tentang instruksi
pembelajaran daring (pembelajaran dalam jaringan) untuk mencegah sekaligus
memutus rantai penyebaran Covid-19 ini. Hal itu kemudian ditindaklanjuti oleh
dinas pendidikan mulai tingkat propinsi
sampai kabupaten/kota yang bersama-sama mengeluarkan surat edaran yang sejalan
dengan instruksi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
METODE
Sebagai insan yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, penulis menyebarkan
kuisioner terkait pembelajaran daring selama masa pandemi Covid-19. Menggunakan
aplikasi google form, penulis membuat 18 macam pertanyaan kemudian disebarkan
kepada grup Whatsapp yang penulis ikut di dalamya.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Dari 115 responden, memiliki sebaran instansi mulai TK sampai Perguruan
Tinggi.. TK diwakili 2 orang reponden (1,7%), SD/MI terdapat 15 responden (13%), SMP/MTs terdapat
61 responden (53%), SMA/SMK terdapat 20 responden (17,4%), Perguruan Tinggi 15
responden (13%).
Dari hasil kuisioner yang disebar, terdapat 62,6% guru yang belum pernah
melaksanakan pembelajaran daring sebelum pandemi Covid-19, sisanya 37,4% pernah
melaksanakan pembelajaran daring.
Bagi guru yang sudah melaksanakan pembelajaran daring, mereka menggunakan
berbagai macam aplikasi, bahkan bukan hanya satu macam aplikasi. Ini bisa
dilihat dari hasil kuisioner sebagai berikut:
-
Whatsapp digunakan oleh 92 orang (84,4%)
-
Power point digunakan oleh 69 orang (63,3%)
-
Google classroom digunakan oleh 56 orang (51,4%)
-
Video pembelajaran digunakan oleh 55 orang (50,5%)
-
Google form digunakan oleh 51 orang (46,8%)
-
MS 365 digunakan oleh 9 orang (8,3%)
-
Lainnya (Whiteboard animation, dll) digunakan oleh 19 orang (17,4%)
Terkadang juga guru menggunakan lebih dari
satu macam aplikasi. Ini yang sering terjadi. Seperti menggunakan Whatsapp
dengan power point atau dengan video pembelajaran, atau google classroom dengan
power point dan / video pembelajaran sekaligus google form, dan sebagainya.
Respon yang diberikan peserta didik terkait pembelajaran daring pun
bermacam-macam. Antara respon biasa dan antusias memiliki prosentase yang tidak
terlalu jauh, yaitu 43,1% peserta didik merespon dengan antusias adanya
pembelajaran daring dan 42,2% peserta didik merespon biasa. Sedangkan peserta
didik yang merespon sangat antusias sebesar 7,3%, masih lebih banyak daripada peserta
didik yang kesal (4,1%) dan acuh (3,3%).
Sebagai tindak
lanjut dari kebijakan pemerintah dalam rangka memutus penyebaran virus
corona harus dilakukan physic and social distancing sehingga berimbas
pula pada dunia pendidikan. Proses pembelajaran dilaksanakan melalui jaringan
(daring). Dari 115 responden, terdapat 93,9%
menjawab melaksanakan pembelajaran daring. Sisanya 6,1% tidak melaksanakan
pembelajaran daring.
Pada proses
pelaksanaan pembelajaran daring tentu banyak kendala yang dialami baik oleh
guru maupun peserta didik. Dari 115 responden, kendala yang paling banyak
dialami oleh peserta didik antara lain terbebani oleh kuota dijawab oleh 101
responden (87,8%), kendala sinyal dijawab oleh 80 responden (69,6%), tidak
punya HP android dijawab oleh 72 responden (62,6%), kendala teknis operasional
dijawab oleh 68 orang (69,1%), dan kendala lainnya (misalnya kesulitan menjalankan)
dijawab oleh 8 orang (7%).
Sedangkan di
kalangan guru, kendala yang dialami antara lain kendala sinyal menempati posisi
paling atas dijawab oleh 70 responden (60,9%), kendala berikutnya yaitu
kurangnya penguasaan teknologi diajawab oleh 66 orang (57,4%), terbebani oleh
kuota merupakan kendala berikutnya, dijawab oleh 53 orang (46,1%), dan kendala
lainnya (misalnya waktu pelaksanaan, dll) dijawab oleh 13 orang (11,3%).
Setiap kejadian selalu ada hikmah yang
menyertai termasuk pandemi Covid 19 ini, antara lain ada banyak waktu yang bisa
dimanfaatkan untuk kegiatan positif, diantaranya adalah
mengikuti kegiatan webinar, diklat online, dan workshop online. Dari 115 responden terdapat 92 orang (80%) yang mengikuti webinar, workshop
online sebanyak 58 orang (50,4%), diklat online diikuti oleh 40 orang (34,8%),
dan 10 orang (8,7%) menjawab tidak
pernah mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut.
Berdasarkan frekuensi
keikutsertaan responden dalam mengikuti kegiatan (webinar, diklat online atau
workshop online), diperoleh data :
sebanyak 41,7% sering mengikuti kegiatan tersebut, 39,1% jarang mengikuti , dan
terdapat prosentase yang sama antara yang sangat sering mengikuti maupun yang
tidak mengikuti kegiatan yaitu sebesar 9,6%.
Bila dihitung
keikutsertaan dalam tiap pekan, diperoleh data sebagai berikut : yang paling
banyak adalah mengikuti kegiatan (webinar, diklat online, workshop online) 1
kali dalam satu pekan sebanyak 46,4%, sebanyak 19,1% menyatakan mengikuti
kegiatan tersebut 2 kali dalam satu pekan, sebanyak 15,5% mengikuti
kegiatan 3 kali dalam satu pekan,
terdapat 10% yang mengikuti kegiatan tersebut lebih dari 3 kali dalam satu
pekan, dan sisanya sebanyak 9,1% tidak mengikuti kegiatan.
Dengan adanya
kegiatan webinar, diklat online atau workshop online, responden menyatakan
memperoleh banyak manfaat, antara lain adanya peningkatan kompetensi dijawab
oleh 90 responden (80,4%), 72 responden (64,3%) menjawab saling berbagi ilmu,
saling berbagi pengalaman dijawab oleh 63 responden (56,3%), 56 responden (50%)
menjawab bertambah teman, tidak menjawab sebanyak 12 responden (10,7%).
Proses pembelajaran
daring bagi satuan pendidikan yang berada di kota-kota besar dan telah maju
dari berbagai aspek mungkin hal ini sangat bisa dan mudah untuk dilakukan
sehingga tidak menjadi masalah yang serius. Tetapi, kondisi sebaliknya sangat sulit. Terutama jika hal ini
diberlakukan pada satuan pendidikan di daerah tertinggal. Selain itu, kebijakan
yang dikeluarkan dan berdasarkan pada Surat Edaran Mendikbud tersebut tidak
dibarengi dengan rambu-rambu pelaksanaan, pedoman, atau panduan kegiatan serta
materi apa yang harus diberikan dalam pembelajaran daring. Karena ujung tombak pelaksanaan pembelajaran
daring ini adalah pada lembaga atau satuan pendidikan, berikut beberapa saran
dari para responden kepada lembaga tempat mereka mengabdi, antara lain sebagai
berikut :
-
Melakukan sosialisasi terkait pembelajaran daring kepada peserta didik dan
wali murid
-
Memfasilitasi guru terkait jaringan internet (kuota, dll)
-
Penyesuaian jam pembelajaran
-
Workshop atau pelatihan bagi guru untuk mempelajari tekhnologi yang
mendukung pembelajaran daring.
-
Memfasilitasi
teknologi yang mendukung pembelajaran daring (misalnya MS 365)
-
Kombinasi daring
dan luring bagi peserta didik yang tidak memiliki HP android
-
Pengalihan dana
BOS untuk pembelian kuota kepada peserta didik
Penutupan sementara lembaga pendidikan sebagai upaya menahan
penyebaran pendemi covid-19 di seluruh dunia berdampak pada jutaan pelajar,
tidak kecuali di Indonesia. Gangguan dalam proses belajar langsung antara peserta
didik dan guru dan pembatalan penilaian belajar berdampak pada psikologis anak
didik dan menurunnya kualitas keterampilan murid. Beban itu merupakan tanggung
jawab semua elemen pendidikan khususnya negara dalam memfasilitasi kelangsungan
sekolah bagi semua steakholders pendidikan guna
melakukan pembelajaran jarak jauh. Berkenaan dengan hal ini maka ada
beberapa saran dari 115 responden kepada Dinas Pendidikan setempat, antara lain
yaitu:
-
Adanya sosialisasi pembelajaran daring dan luring (luar jaringan)
-
Kebijakan yang fleksibel terhadap lembaga sekolah karena kondisi
masing-masing tidak sama
-
Adanya panduan yang jelas
-
Mengadakan pelatihan atau workshop IT bagi para guru
-
Memberikan fasilitas kepada guru dan peserta didik dalam hal pembelian
kuota
-
Tidak membebani guru dengan kelengkapan administrasi
-
Menggunakan aplikasi yang mudah, baik bagi guru maupun peserta didik
-
Tersedianya e-materi untuk semua mata pelajaran
-
Lebih
tegas dalam mengatur pembelajaran daring, agar para guru tidak melulu hanya memberikan tugas
saja kepada peserta didik namun pendidik memberikan pembelajaran dan ilmu
kepada peserta didik.
Fakta yang terjadi tidak semua peserta
didik memiliki HP android. Hal ini tentu merupakan salah satu kendala bagi
kelangsungan pembelajaran daring. Di sinlah peran guru sangat diperlukan dalam
menyikapi hal ini. Dari 115 responden pada umumnya menjawab hendaknya
diberlakukan pembelajaran luring (luar jaringan) bagi peserta didik yang tidak
memiliki HP android. Ada juga yang menyarankan untuk bergabung dengan teman
yang tempat tinggalnya dekat agar belajar bersama tentu dengan tetap mentaati
protokoler kesehatan. Meminjam HP milik orang tua atau keluarga dekat lainnya
juga disarankan oleh responden. Saran yang lain dengan menganjurkan
datang ke sekolah secara bergantian dengan memperhatikan protokoler kesehatan,
tidak memakai baju seragam , untuk mengikuti pembelajaran daring dengan
menggunakan komputer fasilitas
sekolah.
Beberapa
responden juga menyarankan hendaknya dibentuk kelompok-kelompok belajar dalam
skala kecil kemudian secara bergantian guru mendatangi (home visit)
untuk melaksanakan pembelajaran dengan tetap memperhatikan protokoler
kesehatan. Ada juga yang menyarankan pembelajaran tatap muka di sekolah dengan
durasi yang tidak terlalu lama. Bahkan yang tidak kalah menariknya adalah saran
dari beberapa responden agar para guru menyisihkan sebagian rizkinya untuk
membelikan HP android, yang dalam teknisnya bisa dipinjamkan kepada peserta
didik sekaligus sebagai inventaris sekolah.
Sebagai pendidik
tentu selalu berusaha memantau perkembangan peserta didiknya. Hal-hal yang
dilakukan oleh guru kepada peserta didik dalam menghadapi pandemi Covid-19
antara lain yaitu selalu mengingatkan untuk memakai masker dijawab oleh 108
responden (93,9%), mengingatkan agar sering mencuci tangan dengan sabun dijawab
oleh 102 responden (88,7%), sebanyak 98 responden (85,2%) mengingatkan agar
tidak mendekati kerumunan, sebanyak 91 responden (79,1%) menjawab agar tidak
ssering keluar rumah jika tidak perlu serta mengingatkan peserta didik agar
selalu menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi
dijawab oleh 87 responden (75,7%).
KESIMPULAN
Kita semua berharap dan berdoa pandemi
Covid 19 ini segera berlalu. Inilah beberapa
saran dari responden dalam menyikapi pembelajaran dengan situasi seperti ini,
antara lain adalah harus sabar, tetap semangat, pembelajaran tetap harus dilakukan
apa pun kondisinya agar para siswa dapat belajar di rumah dalam kondisi pandemic, bila tidak
bisa maka dilaksanakan secara luring dengan tetap disiplin protokoler kesehatan, tetap bersyukur karena ini merupakan cobaan dari
Allah SWT, berikan
pembelajaran yang bermakna, tidak harus mencapai
target kurikulum, guru tidak harus memberi tugas banyak
dan rumit supaya anak dan orang tua tetap semangat dan penuh harapan menghadapi
semua. Karena kondisi ekonomi orang tua banyak yang menurun sehingga dibutuhkan
saling pengertian antara sekolah dan orang tua, Pemerintah segera memastikan
pemerataan fasilitas daring dan masyarakat dapat menikmati secara gratis.
Semoga pandemi covid-19 ini segera berakhir agar kehidupan berjalan normal kembali termasuk dalam dunia pendidikan. Agar anak-anak kita bisa kembali tersenyum bersama teman-temannya, menjemput impian meraih cita-cita menjadi generasi penerus bangsa. Agar para orang tua juga bisa bekerja kembali untuk mengantarkan anak-anak mereka kelak menjadi orang yang berguna bagi negara, agama dan bangsanya.
Referensi:
https://kampusyuk.com ›
artikel
https://disdikpora.bulelengkab.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar