MEMAHAMI
DIRI
Izatul
Laela, S.Si
Pendidik
di SMPN 2 Wonorejo
Sebagai
manusia biiasa kita tentu pernah mengalami yang namanya kegagalan. Kecewa
merupakan hal yang manusiawi. Akan tetapi kita tidak perlu hanyut dan larut
dengan keadaan tersebut. Sebaiknya kita merefleksi diri, bermuhasabah mengapa
kita gagal serta berupaya untuk mencari solusinya. Tapi terkadang hasilnya
tidak signifikan sehingga kemudian kita menyalahkan diri sendiri. Kita meyakini
bahwa kita memang tidak kompeten. Pertanyaannya, apakah benar seperti itu?
JAngan-jangan kita yang belum memahami diri sendiri secara obyektif.
Proses
refleksi yang dilakukan terus menerus akan menolong kita semakin memahami diri
sendiri dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Sebagai
contoh Ketika ada orang yang gagal mendapatkan beasiswa. Orang tersebut tentu
kecewa. Dia merasa tidak mampu dalam hal itu. Kemudian mencoba sharing dengan
temannya. Dan temannya bercerita bahwa dia dulu pernah mengalami hal yang sama,
namun pada akhirnya lolos menerima beasiswa karena dia menambah porsi persiapan
untuk menghadapi tes serta menuliskan target-target secara lebih spesifik.
Menganalisa kembali di bagian mana yang membuat gagal atau memperoleh nilai
yang kurang, maka di bagian itulah porsi persiapan lebih ditingkatkan.
Cara
lain yang dilakukan adalah dengan memvisualisasikan target dengan menuliskannya
di kamar agar sering terlihat sehingga mudah diingat. Tentunya dibarengi dengan
meningkatkan porsi Latihan secara konsisten. Mencatat prosesnya sebagai bahan
evaluasi dan refleksi mandiri. Jangan lupa libatkan mentor atau orang yang
lebih kompeten untuk memberi masukan dan umpan balik yang spesifik.
Setiap
minggu lakukan refleksi tentang apa yang sudah baik dan apa yang perlu
diperbaiki. Kuncinya harus jujur pada diri sendiri. Kita perlu mengingat
kembali target utama apa sehingga lebih focus lagi untuk mencapainya.
Memahami
diri adalah bagian penting dari proses refleksi. Proses evaluasi akan jitu Ketika
kita berani menemukan atau menentukan penyebab kegagalan. Untuk mendapatkan
hasil refleksi yang obyektif maka perlu dilakukan pencatatan dan
pendokumentasian. Hal ini akan membantu kita untuk melihat situasi berdasarkan
data atau fakta bukan sekedar asumsi atau harapan.
Proses
refleksi dapat dilakukan secara individua tau melibatkan orang lain. Proses
refleksi dapat muncul saat berdialog dengan rekan. Bagian terpenting dari
proses refleksi adalah bagaimana kita mau terbuka mengakui dan memahami diri.
Seringnya proses memahami diri ini terhalang oleh keengganan mengakui
kesalahan, kelalaian, asumsi yang tidak diperkuat oleh data atau lemahnya citra
diri.
Memiliki
efikasi diri adalah poin penting dalam memahami diri. Orang yang memiliki
efikasi diri adalah orang yang percaya dan optimis bahwa ia dapat menyelesaikan
tugas tersebut. Efikasi diri juga menjadi bagian penting dari regulasi diri, bila
proses refleksi berjalan dengan baik.
Penutup
dari refleksi diri adalah ucapan penuh syukur, optimis, percaya diri serta
sikap-sikap positif lainnya. Hal ini baik untuk dilanjutkan dengan perencanaan Langkah-langkah
perbaikan yang obyektif sesuai hasil refleksi.
Referensi
: PMM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar