Jumat, 27 Mei 2022

ECO-ENZYME : SOLUSI KURANGI POLUSI

 


ECO-ENZYME : SOLUSI KURANGI POLUSI

Izatul Laela, S.Si

Pendidik di SMPN 2 Wonorejo Kab. Pasuruan

 

Mengutip dari beritajatim.com : Berdasarkan data DLH Kabupaten Pasuruan, setiap harinya jumlah sampah dari masyarakat mampu mencapai 1330 Ton dari total 1,9 juta penduduk. Tercatat sebanyak 200 ton sampah mencemari perairan laut di Pasuruan. Memang, problem sampah di lautan masih jadi persoalan lingkungan yang belum terselesaikan.

Bila kita cermati dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup memberi penjelasan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Segala sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran disebut polutan (bahan pencemar). Zat dapat dikatakan sebagai polutan apabila jumlahnya telah melebihi batas normal, yang berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat. Zat pencemar dikenal juga dengan istilah limbah (sampah). Limbah merupakan bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, seperti kegiatan rumah tangga yang kehadirannya dapat berdampak negatif bagi lingkungan. Berdasarkan sifatnya limbah dapat digolongkan menjadi limbah cair, limbah padat, limbah daur ulang, limbah organik, dan limbah bahan berbahaya beracun (B3).

Berbekal dari bentuk keprihatinan dan rasa peduli terhadap lingkungan, siswa SMPN 2 Wonorejo melakukan sebuah upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah domestic khususnya limbah organic.

Limbah Organik merupakan limbah yang berasal dari jaringan orgnisme atau makhluk hidup dan umumnya mudah diuraikan (biodegradable). Contoh limbah organic adalah serat atau bagian dari tumbuhan (saayur, buah), bangkai hewan, kotoran hewan.

 

Eco enzyme : sebuah solusi

Eco-enzyme merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Seorang pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand, Dr. Rosukon Poompanvong memperkenalkan Eco Enzyme untuk pertama kalinya. Gagasan proyek ini adalah untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya dibuang ke dalam tong sampah menjadi pembersih organic.  

              Pada pembelajaran IPA kelas VII dengan Kompetensi Dasar Menganalisis terjadinya  pencemaran lingkungan  dan dampaknya bagi ekosistem dan indicator Memberikan contoh cara

penanggulangan pencemaran  lingkungan. Cara menanggulangi pencamaran sampah organic terhadap air, tanah dan udara dengan pembuataan ecoenzim dan pemanfaatan ecoenzim dalam kehidupan sehari-hari.

Produk eco-enzyme merupakan produk ramah lingkungan yang mudah digunakan dan mudah dibuat. Pembuatan eco-enzym hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, dan sampah organic sayur dan buah. Pemanfaatan eco-enzym dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah rumah tangga terutama sampah organic yang komposisinya masih tinggi.

Pada pembelajaran ini dikelompokkan menjadi 4 dengan pembagian kelompok secara heterogen baik secara kemampuan akademik maupun gender. Tiap kelompok membuat eco-enzyme dengan bahan yang berbeda. Kelompok 1 menggunakan kulit buah, kelompok 2 menggunakan sisa sayuran, kelompok 3 menggunakan empon-empon (kunyit, jahe, temulawak, kencur, kunci), dan kelompok 4 menggunakan perpaduan bahan kulit buah, sisa sayur dan empon-empon).

Dalam pembuatannya, eco-enzym membutuhkan container berupa wadah yang terbuat dari plastic. Dalam hal ini memanfaatkan botol bekas air mineral yang juga dapat mengurangi limbah anorganik. Penggunaan bahan yang terbuat dari kaca sangat dihindari karena dapat menyebabkan wadah pecah akibat aktivitas mikroba fermentasi. Eco enzyme tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti pada pembuatan kompos dan tidak memerlukan bak komposter dengan spesifikasi tertentu.

Cara Pembuatan Eco-enzyme

Alat dan Bahan

1.      Alat :

a.       Wadah bertutup /toples                    f. Kayu Pengaduk

b.      Pisau                                     g. Selotip / Lakban

c.       Talenan                                             h. Alat Tulis : Spidol / Pulpen

d.      Timbangan                                       i.  Botol Plastik

e.       Takaran Air

 

2.      Bahan

a.       1 kg Gula merah / Tetes      

b.      3 kg Sisa kulit buah-buahan

c.       10 lt air bersih

        

Oval: 1 kg
Gula merah
Oval: 10 lt
Air
Oval: 3 kg 
Kulit buah
 

 

 

 

 

 


C.      Langkah Kerja

1.    Buatlah rancangan komposisi perbandingan bahan dalam pembuatan Ecoenzim!

Patokan : 1 kg gula merah : 3 kg kulit buah : 10 liter air

 2. Tuang semua bahan ke dalam botol, bisa juga menggunakan blender untuk mencacah limbah, kemudian campur gula dan air dalam botol.

3. Simpan di tempat yang kering dan sejuk dengan suhu dalam rumah

4. Biarkan selama 3 bulan, dan buka setiap hari di 2 minggu pertama, kemudian 2-3 hari sekali, kemudian seminggu sekali. Di minggu pertama akan ada banyak gas yang dihasilkan.

5. Kadang ada lapisan putih di permukaan larutan. Jika cacing muncul tambahkan gula segenggam, aduk rata kemudian tutup

6. Setelah 3 bulan, saring eco enzyme menggunakan kain kasa atau saringan.

7. Residu dapat digunakan lagi untuk batch baru produksi dengan menambahkan sampah segar. Residu juga bisa dikeringkan, kemudian diblender dan dikubur di dalam tanah sebagai pupuk.

 

PROSES ECO-ENZYM

Fermentasi yang menghasilkan alkohol dan asam asetat yang bersifat disinfektan hanya dapat diaplikasikan pada produk tanaman karena kandungan karbohidrat (gula) di dalamnya. Proses pembusukan dan fermentasi daging berbeda dengan tanaman. Daging akan cepat membusuk dan menghasilkan patogen pada suhu yang tidak teregulasi. Jika ingin membuat eco enzyme, atau ingin sampah organik diolah oleh agen sampah, pastikan sampah sisa sayur dan buah terpisah dari sampah organik atau non-organik lainnya.

Proses fermentasi akan berlangsung 3 bulan. Bulan pertama, akan dihasilkan alcohol, kemudian pada bulan kedua akan menghasilkan cuka dan pada bulan ketiga menghasilkan enzyme. Pada bulan ketiga, eco-enzyme kita sudah bisa dipanen. Caranya adalah dengan menyaring menggunakan kain yang sudah tidak terpakai atau baju juga bisa digunakan untuk saringan. Sisa atau ampas eco-enzyme dapat kita gunakan untuk beberapa manfaat seperti:

  • Sebagai starter (ease) atau untuk membantu mempercepat proses pembuatan eco-enzyme selanjutnya.
  • Untuk membantu proses penguaraian di dalam septitank. Untuk itu, ampas ini kita hancurkan dan masukkan ke dalam saluran toilet.
  • Sebagai kompos dengan cara meletakkannya selapis demi selapis di dalam tanah.

 

Berikut merupakan beberapa manfaat cairan eco-enzim

1.     Sebagai Cairan Pembersih

2.     Pupuk tanaman

Eco-enzyme berguna untuk menyuburkan tanah dan tanaman, menghilangkan hama, dan meningkatkan kualitas dan rasa buah dan sayuran yang kamu tanam. Aplikasi: campurkan 30 ml Eco-enzyme ke dalam 2 liter air. Masukkan campuran larutan air dan Eco-enzyme ini kedalam botol semprot dan semprotkan ke tanah di sekitar tanamanmu atau langsung ke tanamanmu kalau tanamanmu terkontaminasi oleh hama.

side note: Jangan gunakan 100% larutan eco-enzym ke tanah atau tanamanmu karena akan membuat tanah asam dan “membakar” tanamanmu.

3.     Pengusir hama

Eco-enzyme sangat efektif untuk mengusir hama tanaman seperti anggrek dan sayu-sayuran bahkan hama atau hewan yang mengganggu di sekitar rumah, seperti kecoa, semut, lalat, nyamuk, dan serangga lainnya. Aplikasi: campurkan 15 ml Eco Enzyme ke dalam 500 ml air. Masukkan campuran larutan air dan Eco-enzyme ini kedalam botol semprot dan semprotkan ke area yang kamu targetkan untuk bebas hama

      4.  Penambah berat badan hewan ternak

            Makanan ternak (sapi atau ayam) yang diberikan tambahan eco-enzyme terbukti dapat meningkatkan berat badan hewan ternak.

      5.  Mengurangi bau kotoran ternak

            Selain dapat meningkatkan berat badan, eco-enzyme juga dapat mengurangi bau menyengat pada kotoran hewan ternak. Hal ini tentu membuat nyaman lingkungan.

6..  Melestarikan lingkungan

Larutan pembersih komersial yang ada sekarang sering kali mengandung berbagai jenis senyawa kimia seperti fosfat, nitrat, amonia, klorin dan senyawa lain yang berpotensi mencemari udara, tanah, air tanah, sungai dan laut. Penggunaan Eco-enzyme sebagai larutan pembersih alami berkontribusi menjaga lingkungan bumi kita.

 

Dengan proses yang begitu mudah dan manfaat yang luar biasa, semoga menyadarkan kita untuk mencintai lingkungan. Pengelolaan sampah akan sangat terbantu dan berdampak signifikan untuk pengurangan sampah jika setiap rumah tangga dapat memanfaatkan  sampah terutama sampah organic.

Kami sudah memulai. Bagaimana dengan Anda?

Sumber :

https://beritajatim.com/peristiwa/200-ton-sampah-cemari-pesisir-pantai-pasuruan/

https://dlh.cimahikota.go.id/article/detail?id=21

RPP Pencemaran Lingkungan kelas VII SMPN 2 Wonorejo

 

 

 

 

 

 






 

 

 

 

 


10 komentar:

  1. Wow keren, terimakasih bu Iza...ini menginspirasi saya.

    BalasHapus
  2. Bagus sekali bu izza. Jadi lebih tau tentang kondisi lingkungan kita nich. Terbaikbu izza

    BalasHapus
  3. Wah...bisa sharing nih bu. Kebetulan kita sama2 guru IPA. Kapan2 mau coba di kelas 7. Sayang ..sy ngajar kelas 9 terus

    BalasHapus
  4. Keren artikelnya, thank's sudah berbagi.

    BalasHapus