Sabtu, 28 Mei 2022

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI : PESAN TERSIRAT DARI KI HAJAR DEWANTARA

 

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI : PESAN TERSIRAT DARI KI HAJAR DEWANTARA

 


Izatul Laela, S.Si

Pendidik di SMPN 2 Wonorejo

 

 

Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Menurut  Ki Hajar  Dewantara pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya.Pemikiran Ki Kajar Dewantara tersebut menyiratkan fungsi guru yang utama yaitu sebagai penuntun. Jadi pendidikan itu bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang dimiliki anak-anak, sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Hal ini juga selaras dengan nasehat Sayyidina Ali radliyallahu ‘anhu 14 abad yang lalu yang mengatakan : “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya.” Pendidikan yang memperhatikan konteks sosial budaya seperti itu diyakini akan lebih membahagiakan si anak. Terkait dengan situasi pendidikan saat ini pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Sayyidina Ali radliyallahu ‘anhu sangat relevan dan sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini. Indonesia yang memiliki pluralitas dalam banyak hal yaitu agama, budaya, hahasa bahkan kondisi geografis alamnya. Tugas pendidik (guru) itu  hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

 

Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan penyesuaian terhadap minat, preferensi belajar, kesiapan siswa agar tercapai peningkatan hasil belajar. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah pembelajaran yang diindividualkan. Namun, lebih cenderung kepada pembelajaran yang mengakomodir kekuatan dan kebutuhan belajar siswa dengan strategi pembelajaran yang independen.

Pembelajaran berdiferensiasi pada hakikatnya pembelajaran yang memandang bahwa siswa itu berbeda dan dinamis. Karena itu, sekolah harus memiliki perencanaan tentang pemberajaran berdiferensiasi, antara lain: 1. Mengkaji kurikulum saat ini yang sesuai dengan kekuatan dan kelemahan siswa. 2. Merancang perencanaan dan strategi sekolah yang sesuai dengan kurikulum dan metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa. 3. Menjelaskan bentuk dukungan guru dalam memenuhi kebutuhan siswa. 4. Mengkaji dan menilai pencapaian rencana sekolah secara berkala.

 

Minat Belajar

Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Peserta didik akan  antusias dalam mengikuti proses belajar apabila keragaman dan keunikan minat mereka di perhatikan. Dalam mengolah pembelajaran di kelas guru dapat mempertimbangkan bagaimana ia dapat mempertahankan atau menarik minat peserta didk dalam belajar, sehingga Motivasi belajar mereka akan muncul dan meningkat saat mengikuti proses belajar di kelas.

 

Profil Belajar

Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar peserta didik  berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara natural dan efisien. Profil belajar peserta didik dijadikan sebagai dasar dalam membuat sebuah perencanaan, pemantauan peningkatan kemajuan hasil belajar, catatan perubahan dari sebelumnya dan rencana tindak lanjut yang akan digunakan. Dengan memahami profil belajar peserta didik, guru memiliki kesadaran untuk dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar agar pembelajaran yang berlangsung memenuhi gaya belajar peserta didik.

Kebutuhan-kebutuhan belajar tersebut harus mampu terakomodir dalam pembelajaran berdiferensiasi. Guru dapat menggunakan strategi Diferensiasi diantaranya diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

 

Diferensiasi Konten 

Diferensiasi konten merujuk pada strategi dalam membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten yang disampaikan oleh guru. Konten bisa berupa masukan , Informasi apa yang akan disampaikan atau materi apa yang akan diajarkan kepada peserta didik dengan tetap memperhatikan kebutuhan peserta didik.

 

Diferensiasi Proses

Diferensiasi proses merujuk pada strategi untuk membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi (content) materi. Guru harus mampu mengoptimalkan pengalaman setiap peserta didik; memberikan arahan yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing peserta didik, berusaha memvariasikan kemajuan belajar; menyajikan berbagai varian ekspresi; memberikan keleluasaan peserta didik untuk memilih caranya sendiri yang disesuaikan kebutuhan mereka untuk mencapai penguasaan materi dan keterampilan yang sama

 

Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk merujuk pada strategi untuk memodifikasi produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari. hasil kreasi peserta didik yang berwujud seperti rekaman, infografis, poster, video presentasi, diagram, karangan, atau tes tulis. Guru berusaha untuk menyediakan berbagai pilihan produk yang merespons beragam profil, minat atau kesiapan belajar peserta didik.

 

Sebagai pendidik yang ingin juga menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, saya mengajak siswa kelas IX untuk menerapkannya pada materi Bioteknologi Konvensional. Pada diferensiasi konten saya memberikan materi tentang Bioteknologi konvensional (Tape, yoghurt, keju, roti, kecap, oncom, asinan) dalam bentuk power point (mengakomodir gaya belajar visual sekaligus auditori karena di pembelajaran itu ada narasi dalam bentuk audio) dan demonstrasi (mengakomodir gaya belajar kinestetik).



Pada diferensiasi proses siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 4-5 anak dengan memenuhi heterogenitas kemampuan akademik dan gender. Tiap kelompok bebas memilih untuk membuat produk bioteknologi dengan pilihan : tape singkong, tape ketan, yoghurt dan keju.



Pada diferensiasi produk : dari macam-macam produk yang sudah dipilih oleh tiap kelompok, mereka bebas membuat laporan dengan format sesuai keinginan mereka yaitu ada yang dalam bentuk laporan tertulis, dalam bentuk video dan ada yang presentasi langsung di kelas.

Dalam proses belajar menurut Ki Hajar Dewantara guru diibaratkan sebagai seorang petani yang tugasnya merawat dan menjaga benih-benih itu bertumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan karakteristik dari benih yang berbeda-beda. Misalkan dalam merawat tumbuhan padi, Ada yang bertumbuh normal, ada yang tumbuh dengan cepat dan ada yang perlu perawatan ekstra seperti di beri pupuk, agar bisa tumbuh dengan baik dan berbuah tepat waktunya.

Begitu juga dengan kita sebagai guru, dimana kita bisa dengan jeli melihat berbagai kemampuan dan minat yang di miliki siswa. Ada yang suka agama, sains, Sejarah, olahraga, dan lain sebagainya, ada yang gaya belajarnya melalui Visual, Audio Visual, dan kinestetik. Dengan pembelajaran berdiferensiasi  semua kebutuhan dan gaya belajar tersebut bisa diakomidir.

Untuk melakukan perubahan tidak semudah membalikan tangan, perlu tekad, usaha dan upaya yang di lakukan secara konsisten dan berkesinambungan serta kolaborasi dengan semua pihak. Untuk itu guru perlu Visi yang jelas, Visi yang berpihak pada murid, Visi yang terukur dan realistis sesuai dengan kondisi dan lingkungan masing-masing. Mari melangkah bersama untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang berpusat pada murid.

 

Referensi : Modul CGP tentang Pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Pembelajaran Berdiferensiasi

 

 

4 komentar: