PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI : PESAN TERSIRAT DARI KI HAJAR DEWANTARA
Izatul Laela, S.Si
Pendidik di SMPN 2 Wonorejo
Filosofi Pemikiran Ki
Hajar Dewantara
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan dan pengajaran merupakan
usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik
dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya.Pemikiran
Ki Kajar Dewantara tersebut menyiratkan fungsi guru yang utama yaitu sebagai
penuntun. Jadi pendidikan itu bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang dimiliki anak-anak, sesuai dengan
kodrat alam dan kodrat zaman agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Hal ini juga selaras dengan nasehat
Sayyidina Ali radliyallahu ‘anhu 14 abad yang lalu yang mengatakan : “Didiklah
anakmu sesuai dengan zamannya.” Pendidikan yang memperhatikan konteks sosial
budaya seperti itu diyakini akan lebih membahagiakan si anak. Terkait dengan
situasi pendidikan saat ini pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Sayyidina Ali
radliyallahu ‘anhu sangat relevan dan sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini.
Indonesia yang memiliki pluralitas dalam banyak hal yaitu agama, budaya, hahasa
bahkan kondisi geografis alamnya. Tugas pendidik (guru) itu hanya
dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak,
agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan
kodrat anak.
Pembelajaran
Berdiferensiasi
Pembelajaran Berdiferensiasi
merupakan penyesuaian terhadap minat, preferensi belajar, kesiapan siswa agar
tercapai peningkatan hasil belajar. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah
pembelajaran yang diindividualkan. Namun, lebih cenderung kepada pembelajaran
yang mengakomodir kekuatan dan kebutuhan belajar siswa dengan strategi
pembelajaran yang independen.
Pembelajaran berdiferensiasi
pada hakikatnya pembelajaran yang memandang bahwa siswa itu berbeda dan
dinamis. Karena itu, sekolah harus memiliki perencanaan tentang pemberajaran
berdiferensiasi, antara lain: 1. Mengkaji kurikulum saat ini yang sesuai dengan
kekuatan dan kelemahan siswa. 2. Merancang perencanaan dan strategi sekolah
yang sesuai dengan kurikulum dan metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk
memenuhi kebutuhan siswa. 3. Menjelaskan bentuk dukungan guru dalam memenuhi
kebutuhan siswa. 4. Mengkaji dan menilai pencapaian rencana sekolah secara
berkala.
Minat
Belajar
Minat merupakan suatu keadaan
mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu
yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Peserta didik akan
antusias dalam mengikuti proses belajar apabila keragaman dan keunikan
minat mereka di perhatikan. Dalam mengolah pembelajaran di kelas guru dapat
mempertimbangkan bagaimana ia dapat mempertahankan atau menarik minat peserta
didk dalam belajar, sehingga Motivasi belajar mereka akan muncul dan meningkat
saat mengikuti proses belajar di kelas.
Profil
Belajar
Profil Belajar mengacu pada
cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari
mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar peserta didik
berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar secara natural dan efisien. Profil belajar peserta
didik dijadikan sebagai dasar dalam membuat sebuah perencanaan, pemantauan
peningkatan kemajuan hasil belajar, catatan perubahan dari sebelumnya dan
rencana tindak lanjut yang akan digunakan. Dengan memahami profil belajar
peserta didik, guru memiliki kesadaran untuk dapat memvariasikan metode dan
pendekatan mengajar agar pembelajaran yang berlangsung memenuhi gaya belajar
peserta didik.
Kebutuhan-kebutuhan belajar
tersebut harus mampu terakomodir dalam pembelajaran berdiferensiasi. Guru dapat
menggunakan strategi Diferensiasi diantaranya diferensiasi konten, diferensiasi
proses dan diferensiasi produk.
Diferensiasi
Konten
Diferensiasi konten merujuk pada strategi
dalam membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten yang
disampaikan oleh guru. Konten bisa berupa masukan , Informasi apa yang akan
disampaikan atau materi apa yang akan diajarkan kepada peserta didik dengan
tetap memperhatikan kebutuhan peserta didik.
Diferensiasi
Proses
Diferensiasi proses merujuk pada strategi
untuk membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan
mereka untuk berlatih dan memahami isi (content) materi. Guru harus mampu
mengoptimalkan pengalaman setiap peserta didik; memberikan arahan yang
disesuaikan dengan keunikan masing-masing peserta didik, berusaha memvariasikan
kemajuan belajar; menyajikan berbagai varian ekspresi; memberikan keleluasaan
peserta didik untuk memilih caranya sendiri yang disesuaikan kebutuhan mereka
untuk mencapai penguasaan materi dan keterampilan yang sama
Diferensiasi
Produk
Diferensiasi produk merujuk pada strategi
untuk memodifikasi produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan
pengembangan apa yang telah dipelajari. hasil kreasi peserta didik yang
berwujud seperti rekaman, infografis, poster, video presentasi, diagram,
karangan, atau tes tulis. Guru berusaha untuk menyediakan berbagai pilihan
produk yang merespons beragam profil, minat atau kesiapan belajar peserta
didik.
Sebagai pendidik yang ingin juga
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, saya mengajak siswa kelas IX untuk
menerapkannya pada materi Bioteknologi Konvensional. Pada diferensiasi konten
saya memberikan materi tentang Bioteknologi konvensional (Tape, yoghurt, keju,
roti, kecap, oncom, asinan) dalam bentuk power point (mengakomodir gaya belajar
visual sekaligus auditori karena di pembelajaran itu ada narasi dalam bentuk
audio) dan demonstrasi (mengakomodir gaya belajar kinestetik).
Pada diferensiasi proses siswa
dikelompokkan menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 4-5 anak dengan memenuhi
heterogenitas kemampuan akademik dan gender. Tiap kelompok bebas memilih untuk
membuat produk bioteknologi dengan pilihan : tape singkong, tape ketan, yoghurt
dan keju.
Pada diferensiasi produk : dari
macam-macam produk yang sudah dipilih oleh tiap kelompok, mereka bebas membuat
laporan dengan format sesuai keinginan mereka yaitu ada yang dalam bentuk
laporan tertulis, dalam bentuk video dan ada yang presentasi langsung di kelas.
Dalam proses belajar menurut Ki
Hajar Dewantara guru diibaratkan sebagai seorang petani yang tugasnya merawat
dan menjaga benih-benih itu bertumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan
karakteristik dari benih yang berbeda-beda. Misalkan dalam merawat tumbuhan
padi, Ada yang bertumbuh normal, ada yang tumbuh dengan cepat dan ada yang
perlu perawatan ekstra seperti di beri pupuk, agar bisa tumbuh dengan baik dan
berbuah tepat waktunya.
Begitu juga dengan kita sebagai
guru, dimana kita bisa dengan jeli melihat berbagai kemampuan dan minat yang di
miliki siswa. Ada yang suka agama, sains, Sejarah, olahraga, dan lain
sebagainya, ada yang gaya belajarnya melalui Visual, Audio Visual, dan
kinestetik. Dengan pembelajaran berdiferensiasi semua kebutuhan dan gaya
belajar tersebut bisa diakomidir.
Untuk melakukan perubahan tidak
semudah membalikan tangan, perlu tekad, usaha dan upaya yang di lakukan secara
konsisten dan berkesinambungan serta kolaborasi dengan semua pihak. Untuk itu
guru perlu Visi yang jelas, Visi yang berpihak pada murid, Visi yang terukur
dan realistis sesuai dengan kondisi dan lingkungan masing-masing. Mari
melangkah bersama untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang berpusat pada
murid.
Referensi : Modul CGP tentang Pemikiran Ki
Hajar Dewantara dan Pembelajaran Berdiferensiasi
Bagus bu Iza, informatif
BalasHapusTerima kasih bu Nurin
HapusKeren bu Iza.
BalasHapusMantap, tulisannya sangat bermanfaat.
BalasHapus