Selasa, 10 Mei 2022

MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU

 

MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU

Izatul Laela, S.Si

SMPN 2 Wonorejo

                Setelah Hiroshima dan Nagasaki dibombardir dengan nuklir oleh tentara Sekutu pada Perang Dunia kedua, Jepang mengalami kerusakan yang sangat parah. Satu hal yang sangat penting untuk kita jadikan pelajaran adalah apa yang dilakukan Jepang (saat itu dipimpin Kaisar Hirohito) setelah bencana dahsyat itu, yaitu menanyakan nasib atau keselamatan guru. Ya..guru. Karena dari tangan guru orang-orang besar lahir. Jepang memang kalah perang. Tapi dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun Jepang mampu merecovery diri. Bisa kita saksikan sekarang Jepang telah muncul menjadi negara adidaya dalam bidang ekonomi di kawasan Asia. Tentu semua itu tak lepas dari jasa guru atau peran pendidikan. Karena maju atau tidaknya suatu negara bisa diukur dari kepedulian negara terhadap pendidikan.

            Kepedulian negara kita terhadap pendidikan sudah menjadi bahan pemikiran bagi para pendiri negara (founding father) sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea keempat yaitu ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam era kekinian salah satu bentuk kepedulian pemerintah adalah  ditetapkannya Undang-undang tentang Guru dan Dosen pada tahun 2005.

           Dunia pendidikan adalah ujung tombak kemajuan masyarakat bahkan negara. Di jaman sekarang ini ilmu pengetahuan berkembang sangat cepat. Sudah saatnya kita perlu mengubah mindset lama yang memandang tugas guru sekedar mengajar dan mendidik peserta didik. Guru juga dapat menjadi penerus dan pewaris pengetahuan dengan karya-karya yang memperbaiki, meningkatkan dan menyempurnakan karya-karya pendidikan sebelumnya.

            Dalam rangka menjadi penerus dan pewaris pengetahuan maka selain tugas utama mengajar dan mendidik, bagi seorang guru perlu ditambahkan dengan kegiatan menulis dan meneliti.Karena mengajar, mendidik, menulis dan meneliti merupakan aktifitas yang utama bagi seorang guru yang berkecimpung dalam tugas pendidikan dan pengajaran.

           Menjalani aktifitas menjadi guru terkait dengan pengajaran, menuntut guru untuk memiliki bekal  tentang konsep pengetahuan yang terkait dengan materi pembelajaran, pengelolaan kelas, psikologi pendidikan, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar serta evaluasi pembelajaran.

          Dalam kaitannya dengan aktifitas menulis, menuntut guru memiliki kecakapan dalam mencermati dan menangkap fenomena sosial atau fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan untuk kemudian dituangkan menjadi gagasan yang cerdas dan bermanfaat baik untuk diri sendiri, teman seprofesi, sekolah, juga untuk dunia pendidikan pada umumnya.Gagasan-gagasan ini tentu akan memberikan kontribusi bagi perkembangan dan kemajuan pendidikan sekaligus sebagai refleksi dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

            Adapun aktifitas meneliti bagi seorang guru, menuntut kemampuan guru dalam mengamati masalah dan merumuskannya, mengidentifikasi masalah, menentukan tindakan yang akan dilakukan, mempertimbangkan alternatif solusi dengan mengkaji berbagai model dan metode pembelajaran, menentukan solusi yang tepat dengan memilih model dan metode yang tepat dan mempraktekkannya dalam tugasnya. Meneliti bagi guru yang paling mungkin dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Obyek penelitian adalah peserta didik yang secara umum guru sudah memahami karakteristik serta permasalahan yang dialami. Meneliti dan menulis merupakan aktifitas yang saling berhubungan. Sebuah karya hasil penelitian akan dapat dirasakan manfaatnya oleh orang lain bila dituangkan dalam bentuk tulisan.

       Aktifitas lain yang tidak kalah penting dalam rangka menunjang atau meningkatkan profesionalisme guru adalah perlunya berkolaborasi dengan teman-teman sejawat. Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan sangat peduli akan hal ini. Adanya Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) baik yang bersifat reguler maupun khusus seperti kerjasama dengan JICA dalam bentuk Lesson Study (LS) berbasis MGMP. Bahkan sampai sekarang Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan  sangat mengapresiasi sekolah-sekolah yang melaksanakan LS berbasis sekolah (LSBS). Selain berkolaborasi dengan teman-teman sejawat bisa juga dilakukan dengan institusi-institusi pendidikan juga komunitas pendidikan. Universitas Negeri Malang (UM) seringkali mengadakan seminar dan atau workshop terkait dengan pendidikan. Dalam kegiatan ini para guru mendapat kesempatan untuk mengaktualisasikan hasil karya tulisannya, baik berupa artikel ilmiah maupun artikel hasil PTK. Demikian juga PGRI yang mengadakan workshop terkait dengan profesi guru. Semua itu bisa kita manfaatkan untuk meningkatkan profesionalisme sebagai guru, karena mustahil guru dapat menyelesaikan tugas tanpa melibatkan pihak-pihak tersebut (teman sejawat, institusi pendidikan dan komunitas pendidikan).

            Menjadi guru yang profesional memang berat. Bukan hanya sekedar sertifikat yang kita terima setelah dinyatakan lulus sertifikasi dan dinyatakan menjadi guru profesional. Tetapi jaman telah beranjak ke arah situasi yang menghendaki peningkatan kualitas insan-insan pendidikan di negeri ini. Kita sudah memilih jalan ini dengan segala konsekuensi logisnya. Tugas yang berat akan terasa ringan bahkan menjadi aktifitas yang menyenangkan bila kita lakukan dengan ikhlas dan kita niatkan untuk ibadah. Karena setidaknya kita sudah menjadi bagian dari agen perubahan sosial yang akan memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara yang paling krusial diantara agen perubahan sosial lainnya.

            Menjadi guru adalah satu kebaikan. Dengan berbagi ilmu, maka kemanfaatan ilmu itu akan semakin menyebar luas. Karena kita yakin mampu memberikan kesejukan di tengah hingar bingar kehidupan masyarakat yang kian rapuh akan nilai-nilai kebaikan. Pendidikan yang baik meyakinkan kita untuk memperbaiki keadaan.

           

3 komentar:

  1. Keren...tulisannya semangat untuk menulis. Pasti bisa ....Salam sehat dan sukses....

    Kalau boleh saran buat perpargraf ( 1 paragraf terdiri dari 4-5 kalimat biar rapih ).

    BalasHapus
  2. Tulisan yang menginspirasi.....(cukup kaya dengan motovasi). Cuma kalau boleh beda dengan cara pandang saya, bahwa tulisannya mengaitkan peristiwa bom atom jepang, kemudian membawa ke semangat profesionalitas guru, menurut saya (mungkin saya juga salah persepsi) itu agak jauh. Kenapa tdk langsung ke urgensinya profesionalisme guru pada zaman skr ini, secara langsung. Maaf...hanya berbagi. Tapi tulisan njenengan bagus...

    BalasHapus