MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU
Izatul Laela, S.Si
SMPN 2 Wonorejo
Setelah
Hiroshima dan Nagasaki dibombardir dengan nuklir oleh tentara Sekutu pada
Perang Dunia kedua, Jepang mengalami kerusakan yang sangat parah. Satu hal yang
sangat penting untuk kita jadikan pelajaran adalah apa yang dilakukan Jepang (saat
itu dipimpin Kaisar Hirohito) setelah bencana dahsyat itu, yaitu menanyakan
nasib atau keselamatan guru. Ya..guru. Karena dari tangan guru orang-orang
besar lahir. Jepang memang kalah perang. Tapi dalam kurun waktu kurang dari 10
tahun Jepang mampu merecovery diri. Bisa
kita saksikan sekarang Jepang telah muncul menjadi negara adidaya dalam bidang
ekonomi di kawasan Asia. Tentu semua itu tak lepas dari jasa guru atau peran
pendidikan. Karena maju atau tidaknya suatu negara bisa diukur dari kepedulian
negara terhadap pendidikan.
Kepedulian negara kita terhadap
pendidikan sudah menjadi bahan pemikiran bagi para pendiri negara (founding father) sebagaimana tertuang
dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea keempat yaitu ikut mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dalam era kekinian salah satu bentuk kepedulian pemerintah
adalah ditetapkannya Undang-undang
tentang Guru dan Dosen pada tahun 2005.
Dunia pendidikan adalah ujung tombak
kemajuan masyarakat bahkan negara. Di jaman sekarang ini ilmu pengetahuan
berkembang sangat cepat. Sudah saatnya kita perlu mengubah mindset lama yang memandang tugas guru sekedar mengajar dan
mendidik peserta didik. Guru juga dapat menjadi penerus dan pewaris pengetahuan
dengan karya-karya yang memperbaiki, meningkatkan dan menyempurnakan
karya-karya pendidikan sebelumnya.
Dalam rangka menjadi penerus dan
pewaris pengetahuan maka selain tugas utama mengajar dan mendidik, bagi seorang
guru perlu ditambahkan dengan kegiatan menulis dan meneliti.Karena mengajar,
mendidik, menulis dan meneliti merupakan aktifitas yang utama bagi seorang guru
yang berkecimpung dalam tugas pendidikan dan pengajaran.
Menjalani aktifitas menjadi guru
terkait dengan pengajaran, menuntut guru untuk memiliki bekal tentang konsep pengetahuan yang terkait dengan
materi pembelajaran, pengelolaan kelas, psikologi pendidikan, strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar serta
evaluasi pembelajaran.
Dalam kaitannya dengan aktifitas
menulis, menuntut guru memiliki kecakapan dalam mencermati dan menangkap
fenomena sosial atau fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan untuk
kemudian dituangkan menjadi gagasan yang cerdas dan bermanfaat baik untuk diri
sendiri, teman seprofesi, sekolah, juga untuk dunia pendidikan pada
umumnya.Gagasan-gagasan ini tentu akan memberikan kontribusi bagi perkembangan
dan kemajuan pendidikan sekaligus sebagai refleksi dalam rangka meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Adapun aktifitas meneliti bagi
seorang guru, menuntut kemampuan guru dalam mengamati masalah dan
merumuskannya, mengidentifikasi masalah, menentukan tindakan yang akan
dilakukan, mempertimbangkan alternatif solusi dengan mengkaji berbagai model
dan metode pembelajaran, menentukan solusi yang tepat dengan memilih model dan
metode yang tepat dan mempraktekkannya dalam tugasnya. Meneliti bagi guru yang
paling mungkin dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Obyek
penelitian adalah peserta didik yang secara umum guru sudah memahami
karakteristik serta permasalahan yang dialami. Meneliti dan menulis merupakan
aktifitas yang saling berhubungan. Sebuah karya hasil penelitian akan dapat
dirasakan manfaatnya oleh orang lain bila dituangkan dalam bentuk tulisan.
Aktifitas lain yang tidak kalah
penting dalam rangka menunjang atau meningkatkan profesionalisme guru adalah
perlunya berkolaborasi dengan teman-teman sejawat. Dinas Pendidikan Kabupaten
Pasuruan sangat peduli akan hal ini. Adanya Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) baik yang bersifat reguler maupun khusus seperti kerjasama dengan JICA
dalam bentuk Lesson Study (LS)
berbasis MGMP. Bahkan sampai sekarang Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan sangat mengapresiasi sekolah-sekolah yang
melaksanakan LS berbasis sekolah (LSBS). Selain berkolaborasi dengan
teman-teman sejawat bisa juga dilakukan dengan institusi-institusi pendidikan
juga komunitas pendidikan. Universitas Negeri Malang (UM) seringkali mengadakan
seminar dan atau workshop terkait dengan pendidikan. Dalam kegiatan ini para
guru mendapat kesempatan untuk mengaktualisasikan hasil karya tulisannya, baik
berupa artikel ilmiah maupun artikel hasil PTK. Demikian juga PGRI yang
mengadakan workshop terkait dengan profesi guru. Semua itu bisa kita manfaatkan
untuk meningkatkan profesionalisme sebagai guru, karena mustahil guru dapat
menyelesaikan tugas tanpa melibatkan pihak-pihak tersebut (teman sejawat,
institusi pendidikan dan komunitas pendidikan).
Menjadi guru yang profesional memang
berat. Bukan hanya sekedar sertifikat yang kita terima setelah dinyatakan lulus
sertifikasi dan dinyatakan menjadi guru profesional. Tetapi jaman telah
beranjak ke arah situasi yang menghendaki peningkatan kualitas insan-insan
pendidikan di negeri ini. Kita sudah memilih jalan ini dengan segala
konsekuensi logisnya. Tugas yang berat akan terasa ringan bahkan menjadi
aktifitas yang menyenangkan bila kita lakukan dengan ikhlas dan kita niatkan
untuk ibadah. Karena setidaknya kita sudah menjadi bagian dari agen perubahan
sosial yang akan memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara yang paling
krusial diantara agen perubahan sosial lainnya.
Menjadi guru adalah satu kebaikan.
Dengan berbagi ilmu, maka kemanfaatan ilmu itu akan semakin menyebar luas.
Karena kita yakin mampu memberikan kesejukan di tengah hingar bingar kehidupan
masyarakat yang kian rapuh akan nilai-nilai kebaikan. Pendidikan yang baik
meyakinkan kita untuk memperbaiki keadaan.
Keren...tulisannya semangat untuk menulis. Pasti bisa ....Salam sehat dan sukses....
BalasHapusKalau boleh saran buat perpargraf ( 1 paragraf terdiri dari 4-5 kalimat biar rapih ).
Siap bunda
HapusTulisan yang menginspirasi.....(cukup kaya dengan motovasi). Cuma kalau boleh beda dengan cara pandang saya, bahwa tulisannya mengaitkan peristiwa bom atom jepang, kemudian membawa ke semangat profesionalitas guru, menurut saya (mungkin saya juga salah persepsi) itu agak jauh. Kenapa tdk langsung ke urgensinya profesionalisme guru pada zaman skr ini, secara langsung. Maaf...hanya berbagi. Tapi tulisan njenengan bagus...
BalasHapus