TERIMA KASIH TUHAN SUDAH MENGABULKAN DOAKU
Telah sekian lama memendam benci
Berpadu padan rasa menyayat sanubari
Hancur luluh
Kepingan hati ini berserakan
Bagai tersayat sembilu
Luka lama belumlah kering
Tersayat lagi
Kau tambahi luka baru
Kau siram dengan air garam
Perih...
Sakit...
Menghunjam ulu hati
Detik berjalan
Mengejar hari
Berlari mengejar bulan
Bulan berganti
Tahun berjalan
Semua kata manismu saat itu mampu membiusku
Membawaku ke alam surgawi
Semu...
Semuanya fatamorgana.
Puing-puing hati kian berserakan saat buah hati satu demi satu diuji dengan sakit
Setiap saat kudengar rintih pilu menahan sakit
Raganya yang kurus semakin lemah
Tak ada yang bisa kulakukan selain bertahan dengan keadaan.
Ikhtiar pun maksimal kujalani.
Waidza maridhtu fahuwa yasyfiin
Dan jika aku sakit maka Tuhanlah yang akan menyembuhkan
Enam bulan lamanya tubuh ringkihnya terbaring lemah
Virus TB menggerogotinya
Tak ada nafsu makan
Setiap saat rintihan itu semakin membuatku pilu
Aku yang sendiri
Berjalan..terseok..tertatih..menjalani taqdir
Tak mampu kusampaikan kabar ini pada kerabat
Karena ibu sedang sakit
Biarlah..Tuhan Maha Tahu..aku kuat..pasti mampu melewati semuanya.
Ujian itu belumlah berakhir
Allah datangkan lagi
Lebih dahsyat..ππ
Anak laki-laki ku satu-satunya koma..kritis..
Dunia seakan berhenti berputar
Kaki seakan tak berpijak di bumi
Bergetar...menangis pilu..melolong..
Tak tahu lagi kepada siapa ingin mencurahkan segala duka yang datang silih berganti.
Mencoba berdamai dengan masa lalu
Keluarga alm suami tak satu pun yang peduli
Semua sibuk dengan urusannya.
Aku pasti bisa
Aku pasti kuatπͺπͺ
Tuhan telah menakar kadar kemampuanku.
Detik...menit..jam..hari...minggu..bulan...berjalan mengikuti ritme kehidupan.
Pada akhirnya aku berhasil melewati semuanya
Badai itu sudah berlalu.
Anak laki-laki ku kini sudah jauh lebih baik.
Sudah bisa ke mana-mana sendiri.
Tak seperti dulu
Sholat pun harus berbaring.
Bahkan saat kritisnya..makanan harus melalui sonde..selang kecil yang dihubungkan melalui rongga hidung langsung menuju ke lambung.
Tak henti ucap dan rasa syukur atas musnahnya virus TB itu dari tubuh anak sulungku.
Dan semakin membaiknya kondisi anak laki-lakiku
Ampuni aku Tuhan.
Aku pernah bernadzar untuk tasyakuran atas kesembuhan anakku
Aku belum bisa memenuhinya
Menunggu belas kasih dan curahan rizqi dariMu.
Tak hendak kuingkari
Namun apalah daya.
Satu hal yang membuatku sangat bahagia adalah saat ini aku telah bebas dari belenggu yang mengatasnamakan syariat.
Biarlah taqdirku menemukan jalannya
Dengan cara yang indah.
Pasuruan, 18 Mei 2022
MasyaAllah bu izza sangat kuat. Saya terharu dengan karya nya. Semoga bu izza dan putra putrinya di berikan kesehatan, rejeki yang halal toyiban dan barokah, serta selalu kabahagia dan mulia. Love u bu ❤❤❤❤
BalasHapusAamiin...terima kasih bu Nita
HapusTerharu bacanya π’π’ saya sgt mengerti bagaimana rasanya mempunyai anak yg sdg sakit harus kita jaga dg penuh ekstra. Namun saya percaya anak spesial utk orgtua yg spesial pula.
BalasHapusTerima kasih bu
BalasHapus