MENGAPA KURIKULUM PERLU DIUBAH?
Izatul Laela, S.Si
Pendidik di SMPN 2 Wonorejo
Dalam dunia Pendidikan, kurikulum menjadi hal
yang sangat penting. Tanpa adanya Kurikulum yang tepat, para peserta didik tak
akan memperoleh target pembelajaran yang sesuai. Seiring berkembangnya zaman
Kurikulum dalam dunia pendidikan pun terus mengalami perubahan. Semuanya
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di eranya masing-masing.
Kurikulum berisi sekumpulan rencana, tujuan,
dan materi pembelajaran. Termasuk cara mengajar yang akan menjadi pedoman bagi
setiap pengajar supaya bisa mencapai target dan tujuan pembelajaran dengan
baik. Jika dilihat secara etimologis, Kurikulum berasal dari bahasa Yunani,
yaitu “curir” yang berarti pelari, serta “curere” yang berarti tempat berpacu. Dulu, istilah
ini dipakai dalam dunia olahraga.
Dilansir dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kurikulum-dan-fungsinya/Pengertian
kurikulum menurut para ahli:
1. Prof. Dr. S. Nasution
Prof.
Dr. S. Nasution dalam bukunya yang berjudul Kurikulum dan Pengajaran
menyatakan, kurikulum adalah serangkaian penyusunan rencana untuk melancarkan
proses belajar mengajar. Adapun rencana yang disusun tersebut berada di bawah
tanggung jawab lembaga pendidikan dan parah pengajar di sana.
2. Dr. Nana Sudjana
Dalam
buku yang berjudul Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah karya Dr.
Nana Sudjana disebutkan, pengertian kurikulum adalah kumpulan niat dan harapan
yang tertuang dalam bentuk program pendidikan yang kemudian dilaksanakan dan
diterapkan oleh guru di sekolah bersangkutan.
3. Harold B. Alberty
Harold
menyatakan bahwa kurikulum merupakan semua kegiatan yang diberikan kepada
peserta didik atas tanggung jawab sekolah. Kurikulum ini tak hanya terbatas
pada segala hal di dalam kelas saja, melainkan juga semua kegiatan di luar
sekolah.
4. Saylor, Alexander, dan Lewis
Menurut
ketiga tokoh tersebut, kurikulum merupakan semua upaya yang diadakan dan
dilakukan oleh pihak sekolah untuk menstimulus peserta didik belajar, baik
belajar di dalam kelas, di halaman sekolah, maupun ketika berada di luar
sekolah.
Dalam UU tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 1
butir 19 disebutkan, kurikulum merupakan seperangkat pengaturan dan rencana
mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan.
Saat ini berbagai isu baru diantaranya perubahan iklim global, teknologi
digital, industry multinasional, transformasi budaya menuntut satuan Pendidikan
menyiapkan kurikulum untuk membantu murid menghadapi dunia yang penuh dengan
tantangan.
Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya.
Kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau diadaptasi sesuai
konteks dan karakteristik murid demi membangun kompetensi sesuai kebutuhan
mereka kini dan di masa depan.
Jika kita menengok kembali perjalanan sekolah dulu, murid mencari
referensi buku di perpustakaan untuk mengerjakan tugasnya. Atau murid
mengumpulkan tugas menggunakan disket. Sekarang, murid bisa mendapatkan
referensi lebih banyak bukan hanya dari perpustakaan, mereka bisa mencari di
internet, termasuk referensi perpustakaan terbaik di dunia.
Pilihan cita-cita murid jaman dulu dengan sekarang pun banyak mengalami
perubahan. Kalau dulu murid bercita-cita menjadi dokter, polisi, tantara atau
guru. Tapi sekarang cita-cita itu mengalami banyak perubahan, lebih beragam
bahkan mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Mereka kini ingin menjadi illustrator,
animator, menemukan software computer,
pengembang aplikasi games atau bahkan gamer atau youtuber. Perubahan-perubahan
tersebut hanyalah contoh yang membuat kita sadar bahwa dunia ini memang terus
berubah.
Jika kita mengingat kembali kata-kata Ki Hajar Dewantara pada modul
Merdeka Belajar yaitu: “ Maksud Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.” Maka
demi menuntun kodrat murid-murid kita, pembelajaran, termasuk kurikulum yang
kita selenggarakan harus menyesuaiakn dengan kebutuhan mereka. Sebagai guru
kita harus terus belajar untuk mengikuti dan memahami tren kehidupan murid kita
yang termasuk generasi Z dan alpha.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa mereka tidak bisa dipisahkan dari
media social. Keadaan ini bisa dimanfaatkan oleh guru untuk tujuan
pembelajaran. Misalnya dengan meminta murid untuk mengumpulkan tugas
menggunakan aplikasi digital. Ada pepatah mengatakan “It takes a villageto
raise a child” : Butuh seluruh desa untuk membesarkan seorang anak. Pepatah
ini menyiratkan perlunya peran orangtua, masyarakat dan sekolah dalam
mewujudkan kurikulum yang berpihak pada murid. Inilah yang disebut sebagai Tiga
Pilar Pendidikan.
Oleh karenanya Ketika kita merancang kurikulum harus menempatkan
kebutuhan, pendapat, pengalaman, hasil belajar serta kepentingan murid sebagai
rujukan utama. Sejatinya kurikulum dirancang untuk murid agar dapat mewujudkan
seluruh kompetensi yang diharapkan dari kurikulum. Semua pihak harus
berkolaborasi maksimal. Misalnya guru terus memfasilitasi pembelajaran yang
sesuai. Orangtua terus memahami perkembangan dan kebutuhan anaknya. Begitu juga
dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta semua yang bergerak di
bidang Pendidikan harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan murid.
Mari kita tetap bersemangat menghadapi dan menjadi bagian dari perubahan
ke arah yang lebih baik.
Referensi :
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kurikulum-dan-fungsinya/
Modul
Merdeka Belajar PMM
Waktu coaching clinic kapan hari saya pilih kurikulum diubah tetapi dari widya iswara BBPMP menyatakan bahwa kurikulumnya bukan berubah tapi diganti
BalasHapusBetul
Hapus