Sabtu, 06 Agustus 2022

MENGAPA KURIKULUM PERLU DIUBAH?

 

MENGAPA KURIKULUM PERLU DIUBAH?

Izatul Laela, S.Si

Pendidik di SMPN 2 Wonorejo

 

Dalam dunia Pendidikan, kurikulum menjadi hal yang sangat penting. Tanpa adanya Kurikulum yang tepat, para peserta didik tak akan memperoleh target pembelajaran yang sesuai. Seiring berkembangnya zaman Kurikulum dalam dunia pendidikan pun terus mengalami perubahan. Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di eranya masing-masing.

Kurikulum berisi sekumpulan rencana, tujuan, dan materi pembelajaran. Termasuk cara mengajar yang akan menjadi pedoman bagi setiap pengajar supaya bisa mencapai target dan tujuan pembelajaran dengan baik. Jika dilihat secara etimologis, Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu “curir” yang berarti pelari, serta “curere” yang berarti tempat berpacu. Dulu, istilah ini dipakai dalam dunia olahraga.

Dilansir dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kurikulum-dan-fungsinya/Pengertian kurikulum menurut para ahli:

1. Prof. Dr. S. Nasution

Prof. Dr. S. Nasution dalam bukunya yang berjudul Kurikulum dan Pengajaran menyatakan, kurikulum adalah serangkaian penyusunan rencana untuk melancarkan proses belajar mengajar. Adapun rencana yang disusun tersebut berada di bawah tanggung jawab lembaga pendidikan dan parah pengajar di sana.

2. Dr. Nana Sudjana

Dalam buku yang berjudul Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah karya Dr. Nana Sudjana disebutkan, pengertian kurikulum adalah kumpulan niat dan harapan yang tertuang dalam bentuk program pendidikan yang kemudian dilaksanakan dan diterapkan oleh guru di sekolah bersangkutan.

3. Harold B. Alberty

Harold menyatakan bahwa kurikulum merupakan semua kegiatan yang diberikan kepada peserta didik atas tanggung jawab sekolah. Kurikulum ini tak hanya terbatas pada segala hal di dalam kelas saja, melainkan juga semua kegiatan di luar sekolah.

4. Saylor, Alexander, dan Lewis

Menurut ketiga tokoh tersebut, kurikulum merupakan semua upaya yang diadakan dan dilakukan oleh pihak sekolah untuk menstimulus peserta didik belajar, baik belajar di dalam kelas, di halaman sekolah, maupun ketika berada di luar sekolah.

Dalam UU tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 1 butir 19 disebutkan, kurikulum merupakan seperangkat pengaturan dan rencana mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan.

Saat ini berbagai isu baru diantaranya perubahan iklim global, teknologi digital, industry multinasional, transformasi budaya menuntut satuan Pendidikan menyiapkan kurikulum untuk membantu murid menghadapi dunia yang penuh dengan tantangan.

Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya. Kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau diadaptasi sesuai konteks dan karakteristik murid demi membangun kompetensi sesuai kebutuhan mereka kini dan di masa depan.

Jika kita menengok kembali perjalanan sekolah dulu, murid mencari referensi buku di perpustakaan untuk mengerjakan tugasnya. Atau murid mengumpulkan tugas menggunakan disket. Sekarang, murid bisa mendapatkan referensi lebih banyak bukan hanya dari perpustakaan, mereka bisa mencari di internet, termasuk referensi perpustakaan terbaik di dunia.

Pilihan cita-cita murid jaman dulu dengan sekarang pun banyak mengalami perubahan. Kalau dulu murid bercita-cita menjadi dokter, polisi, tantara atau guru. Tapi sekarang cita-cita itu mengalami banyak perubahan, lebih beragam bahkan mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Mereka kini ingin menjadi illustrator, animator,  menemukan software computer, pengembang aplikasi games atau bahkan gamer atau youtuber. Perubahan-perubahan tersebut hanyalah contoh yang membuat kita sadar bahwa dunia ini memang terus berubah.

Jika kita mengingat kembali kata-kata Ki Hajar Dewantara pada modul Merdeka Belajar yaitu: “ Maksud Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.” Maka demi menuntun kodrat murid-murid kita, pembelajaran, termasuk kurikulum yang kita selenggarakan harus menyesuaiakn dengan kebutuhan mereka. Sebagai guru kita harus terus belajar untuk mengikuti dan memahami tren kehidupan murid kita yang termasuk generasi Z dan alpha.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa mereka tidak bisa dipisahkan dari media social. Keadaan ini bisa dimanfaatkan oleh guru untuk tujuan pembelajaran. Misalnya dengan meminta murid untuk mengumpulkan tugas menggunakan aplikasi digital. Ada pepatah mengatakan “It takes a villageto raise a child” : Butuh seluruh desa untuk membesarkan seorang anak. Pepatah ini menyiratkan perlunya peran orangtua, masyarakat dan sekolah dalam mewujudkan kurikulum yang berpihak pada murid. Inilah yang disebut sebagai Tiga Pilar Pendidikan.

Oleh karenanya Ketika kita merancang kurikulum harus menempatkan kebutuhan, pendapat, pengalaman, hasil belajar serta kepentingan murid sebagai rujukan utama. Sejatinya kurikulum dirancang untuk murid agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dari kurikulum. Semua pihak harus berkolaborasi maksimal. Misalnya guru terus memfasilitasi pembelajaran yang sesuai. Orangtua terus memahami perkembangan dan kebutuhan anaknya. Begitu juga dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta semua yang bergerak di bidang Pendidikan harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan murid.

Mari kita tetap bersemangat menghadapi dan menjadi bagian dari perubahan ke arah yang lebih baik.

 

Referensi :

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kurikulum-dan-fungsinya/

Modul Merdeka Belajar PMM

 

2 komentar:

  1. Waktu coaching clinic kapan hari saya pilih kurikulum diubah tetapi dari widya iswara BBPMP menyatakan bahwa kurikulumnya bukan berubah tapi diganti

    BalasHapus