BERPIKIR
DIVERGEN DAN KONVERGEN
Izatul
Laela, S.Si
Pendidik
di SMPN 2 Wonorejo
Istilah
divergen dan konvergen merupakan dua istilah yang sering ditemukan dalam pembahasan
tentang kreatifitas. Kreativitas
adalah proses berpindah-pindah dari berpikir divergen dan konvergen. Ada saat
yang tepat untuk berpikir divergen, ada juga saat yang tepat untuk berpikir
konvergen. Contoh praktik berpikir divergen: brainstorming. Contoh praktik
berpikir konvergen: seleksi gagasan. Jika tahap berpikir divergen diganggu
konvergen (dan sebaliknya) proses kreativitas terhambat. Oleh karena itu, supaya ide dapat betul-betul
bermanfaat, baik kemampuan berpikir divergen maupun konvergen sangat perlu
untuk dikembangkan. Berpikir divergen adalah kemampuan untuk
memunculkan beragam alternatif pemecahan masalah. Contohnya : apa saja manfaat
kertas bekas? Bisa untuk bungkus gorengan, ganjal lemari, pengganti tissue saat
membuang kotoran hidung, untuk kipas, bola mainan, tatakan obat nyamuk bakar,
dan lain-lain.
Kebalikannya,
berpikir konvergen yaitu proses memunculkan satu solusi pada suatu masalah.
Contohnya adalah mencari persamaan antara waktu dan rambut. Jawabannya adalah
sama-sama bisa Panjang maupun pendek.
Berpikir
divergen dan konvergen ini sangat terlihat dalam pemecahan masalah secara
kreatif. Dalam memecahkan masalah sangat dibutuhkan logika untuk menganalisis
berbagai alternatif solusi. Ini berpikir konvergen. Tapi sebelum itu perlu
dimunculkan alternatif solusi yang banyak dan beragam. Di sinilah kita
memerlukan pemikiran divergen. Makin tinggi kemampuan berpikir divergennya
makin kreatif solusinya.
Ada
saatnya berpikir divergen, ada saatnya pula berpikir konvergen. Disesuaikan
dengan keadaan. Saat berpikir divergen ide perlu mengalir secara lancer tanpa
kecemasan ada Batasan tertentu sehingga ada keberanian untuk memunculkan ide
unik yang baru dan bisa fleksibel dari satu topik ke topik lainnya. Kata kunci
divergen adalah : lancar, original, fleksibel, elaborasi ide. Tidak perlu takut
menyampaikan ide. Saat ada ide muncul dari murid kita, harus diberikan
apresiasi. Catat semua ide dan berikan apresiasi melalui ucapan maupun sikap.
Saat
berpikir konvergen kita mengevaluasi setiap alternatif menggunakan sejumlah
kriteria untuk memilih alternatif yang paling sesuai. Contoh :Ide Ima untuk belajar Matematika:
1. Mengikuti
les tambahan yang diadakan oleh guru di sekolah
2. Meminta
waktu taman yang paham matematika untuk berdiskusi Bersama
3. Diskusi
soal matematika di grup chat (WAG)
4. Mengerjakan
soal tambahan dari internet
5. Mengumpulkan
video dari internet untuk topik matematika
Setelah
mendapatkan beragam ide baru berpikir konvergen. Kriteria Ima untuk memilih
solusi :
1. Membutuhkan
waktu paling sebentar
2. Bisa
dilakukan di mana saja sesegera mungkin
Solusi
yang dipilih Ima yaitu diskusi soal matematika di grup chat dan mengumpulkan
video dari internet untuk topik matematika.
Gunakan
berpikir divergen sebanyak-banyaknya sebelum pindah ke tahap analisis dan
evaluasi ide dengan pemikiran konvergen.
Tips
sederhana saat berpikir divergen : percayalah bahwa semua ada waktunya. Jangan
takut mengeluarkan ide buruk karena saat ini semua ide adalah ide saja tanpa
ada penilaian baik atau buruk.
Referensi
: PMM
Berfikir secara divergen dan konvergen sangat diperlukan dan sangat tergantung situasi dan kondisi, bisa dikembangkan melalui pengalaman yang sudah pernah dilakukan.
BalasHapusBetul..terima kasih Pak..
Hapus