SISTEM AMONG : SEBUAH REFLEKSI PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA
Izatul
Laela, S.Si
Pendidik
di SMPN 2 Wonorejo
Terkadang
masih kita temukan bapak/ibu guru memberikan tugas kepada murid-murid tanpa memberikan
penjelasan, arahan atau bimbingan terlebih dulu. Akibatnya banyak murid yang
bingung denga napa yang harus dikerjakan. Apakah dengan memberikan tugas dan
meminta murid untuk mencari tahu sendiri dapat dikatakan sebagai pembelajaran
yang berpihak pada murid dan memerdekakan murid?
Yang
perlu kita ingat adalah bahwa penekanan pada proses belajar murid amatlah
penting bagi tumbuh kembangnya. Terkadang kita lupa pada proses belajar yang
terjadi dalam diri murid. Ketika murid mengerjakan sesuatu, tidak sekedar
menilai hasil apa yang ditugaskan. Hal ini selaras dengan apa yang
diperintahkan Allah SWT dalam Al Qur’an surat AtTaubah ayat 105 : "Dan
Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."
Ki Hajar Dewantara mengenalkan apa yang disebut dengan konsep
Among sebagai suatu metode Pendidikan yang menekankan pada proses pembelajaran
yang sangat familiar bagi kita yaitu : ing ngarso sung tuladha, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani.
Ing
ngarsa sung tuladha (di depan memberi teladan), yaitu
bagaimana guru memahami secara utuh apa yang dapat dia bantu kepada murid,
menjadi teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku.
Ing
madya mangun karsa (di tengah membangun kehendak), yaitu
guru diharapkan mampu membangkitkan semangat, berswakarsa dan berkreasi Bersama
murid dengan membuka dialog dengan murid, berperan sebagai narasumber dan
penuntun.
Tutwuri
handayani (di belakang memberikan dorongan), yaitu guru tidak
sekedar memberikan motivasi, tetapi juga memberikan saran dan rekomendasi dari
hasil pengamatannya agar murid mampu mengeksplorasi daya cipta, rasa, karsa dan
karyanya.
Sistem
Among didasarkan pada dua hal, yaitu kodrat alam dan kemerdekaan. Kodrat alam
sebagai syarat untuk mencapai kemajuan pendidikan sesuai dengan potensi murid
dan kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan
lahir dan batin murid sehingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Momong
Dalam
Bahasa Jawa, momong artinya merawat dengan penuh ketulusan dan penuh kasih sayang
serta mentranspormasikan kebiasaan-kebiasaan baik disertai dengan doa dan
harapan. Sedangkan Among adalah memberikan contoh baik dan buruk tanpa harus
mengambil hak murid agar bisa tumbuh dan berkembang dalam suasana batin yang
baik yang merdeka sesuai dengan
dasarnya. Dan Ngemong diartikan sebagai mengamati, merawat, dan menjaga agar
murid mampu mengembangkan dirinya, bertanggungjawab dan disiplin berdasarkan
nilai-nilai yang telah diperoleh sesuai dengan kodratnya.
Pada
intinya, anak atau murid harus dituntun untuk mengembangkan dirinya sesuai
kodrat dan potensinya sesuai dengan kasih sayang yang tulus, mendampingi,
merawat dan menjaganya serta doa dan harapan untuknya. Maka guru tidak hanya
memandang sistem among sebagai suatu metode saja tapi lebih dari itu, sebagai
cara berpikir (mindset) among juga penting disadari oleh kita sebagai pendidik.
Guru yang mempunyai karakter, kredibel dan dihormati murid, memiliki kemampuan mengelola dan
mengembangkan kemampuan social-emosional yang baik dengan murid (kemitraan),
dan guru yang memiliki tutur kata mudah dipahami murid dengan sistematis dan
logis. Sebagai contoh, saat pembelajaran guru dapat membuka dialog dan bertanya
pada murid tentang kesulitan belajarnya, mendengarkan keluh kesah dan
perasaannya dengan berbagai cara melalui gambar, tulisan, dan lain-lain yang
membuat murid nyaman mengutarakannya sehingga murid dapat merasakan perhatian
dan kasih sayang dari guru yang dapat membangkitkan semangat belajarnya. Guru
dapat menuntun murid untuk memahami bahwa wajar untuk melakukan kesalahan.
Selain itu,murid juga mungkin melihat sosok gurunya sebagai contoh berperilaku
kepada orang lain dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Contoh lain guru
juga dapat mengajak dan melibatkan murid untuk menentukan tujuan belajarnya
dengan menanyakan kesukaannya, keinginan belajarnya dan lain-lain yang murid
merasa dihargai dan didengarkan.
Mari
kita renungkan:
Apakah
kita sebagai guru sudah menekankan pada proses belajar yang terjadi dalam diri
murid?
Apa
yang dapat kita lakukan sebagai pendidik untuk dapat berpihak pada murid dan
memfasilitasi kebutuhan potensi dan kompetensinya?
Referensi
: Platform Merdeka Mengajar
Yang benar sekedar apa sekadar ya bu
BalasHapusYang betul sekadar bu
HapusGuru merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pendidikan, guru menjadi titik sentral dan awal pembangunan pendidikan. guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan saat ini, karena guru yang berinteraksi langsung dengan bibit bibit generasi penerus bangsa untuk itu guru sebagai komponen kunci keberhasilan pendidikan dituntut untuk mampu mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan konsep pemikiran Kihajar Dewantara sehingga mampu memerdekakan dan membangun karakter kemanusian yang cerdas dan berkarakter pada peserta didiknya.
BalasHapus"Jika Sebuah bangsa ingin tumbuh menjadi bangsa yang sehat secara lahir dan batin, maka system pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada rakyat harus didasarkan pada prinsip nasional, kultur dan budaya yang ada pada masyarakat sendiri".
Mantap 👍
BalasHapus