MEMAHAMI
MURID : MEMETAKAN KOMPETENSI
Izatul
Laela, S.Si
Pendidik
di SMPN 2 Wonorejo
Siswa adalah individu yang unik, tanggung
jawab kita sebagai guru adalah membantu siswa memahami materi ajar dan
menguasai keterampilan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Lebih jauh
lagi, guru diharapkan dapat memahami bahwa siswa memiliki pengetahuan awal dan
keterampilan yang dipengaruhi oleh bagaimana ia dibesarkan dalam keluarga dan
lingkungannya.
Bila
kita cermati, apakah semua siswa terlibat penuh saat proses pembelajaran ? Jika
saja kita sebagai pendidik mampu membaca pikiran setiap siswa, mungkin kita akan
terkejut melihat berapa banyak siswa yang terlibat penuh dalam pembelajaran. Secara
fisik mereka berada dalam kelas mengikuti pembelajaran. Tetapi pikiran mereka
mengembara entah ke mana. Pikiran tidak terfokus, pandangan kosong, siswa tidak
memahami bahan ajar. Itu adalah contoh realita yang terjadi di dalam kelas
kita.
Sebagai
pendidik, merupakan tanggung jawab kita untuk membantu siswa memahami materi
ajar dan menguasai keterampilan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Lebih
jauh, kita sebagai pendidik diharapkan mampu memahami bahwa siswa memiliki
pengetahuan awal dan keterampilan yang dipengaruhi oleh bagaimana ia dibesarkan
dalam lingkungan keluarga dan lingkungannya. Karenanya, setiap individu itu
unik. Sebagai guru, kita harus mampu mengenal karakteristik dan kebutuhanya
agar dapat mengembangkan potensinya.
Kebutuhan
belajar diartikan sebagai jarak atau kesenjangan antara sasaran yang ingin
dicapai dengan kondisi riil siswa saat ini. Ada 3 faktor yang mempengaruhi
kebutuhan belajar yaitu pengetahuan, keterampilan dan ketertarikan (antusiasme)
siswa. Sebagai contoh saat pelajaran Bahasa Indonesia, guru memberikan tugas
kepada siswa untuk membuat poster. Tentu sebelumnya sudah diberikan materi
tentang unsur-unsur poster dan sebagainya yang terkait dengan poster. Saat tugas
dikumpulkan, guru mendapati tugas siswa tidak tuntas. Ketika ditanya satu per
satu alasannya, ada yang menjawab tidak bisa menggambar. Sementara siswa yang
lain menjawab tidak bisa membuat kata-kata yang bagus, takut salah yang
akhirnya tidak tuntas pekerjaannya. Ada pula yang masih bingung untuk
membedakan antara poster dengan selebaran.
Dari
ilustrasi tersebut, hendaknya sebelum menyampaikan materi tentang poster,
sebagai guru sebaiknya mengenali pengetahuan awal tentang topik tersebut,
mengidentifikasi keterampilan dan minat siswa terkait kompetensi membuat
poster.
Ada
siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang apa itu poster. Ada juga yang
masih memiliki keterampilan terbatas dalam berbahasa. Siswa yang lain memiliki
antusiasme yang rendah karena poster merupakan hal yang tidak dikuasai.
Jika
kita mengalami hal seperti itu maka kendalanya bukan pada kompetensi siswa atau
metode belajar yang tidak cocok. Sebagai guru kita hanya perlu mengetahui
pemahaman awal siswa tentang poster agar bisa memetakan kebutuhan belajar
mereka. Melakukan identifikasi karakteristik dan pemahaman siswa.
Membuat
poster akan melibatkan kemampuan berkreasi visual. Identifikasi dapat dilakukan
misalnya dengan bermain melanjutkan gambar dari bentuk tertentu. Untuk
mengetahui kesiapan berbahasa siswa, dapat dilakukan dengan melanjutkan
beberapa kata. Dua kegiatan tersebut bisa membantu guru untuk memahami
karakteristik terkait dua unsur yang dominan dari materi pembuatan poster.
Hasil dari pemetaan tersebut dapat menjadi dasar bagi guru untuk tugas
selanjutnya. Apakah pembuatan poster dilakukan secara individua tau berkelompok
. Lalu berapa lama durasinya. Harapannya siswa dapat berperan aktif dalam
pembelajaran. Pengenalan kebutuhan belajar siswa perlu dilakukan karena ini
akan membaca siswa pada rasa kebermampuan. Jika siswa mengalami kesulitan, guru
dan siswa dapat mengenali secara obyektif , hal apa yang menjadi kesulitan
sehingga proses perbaikan bisa dilakukan dengan lebih spesifik dan terarah.
Mari
kita cermati kembali,
1. Siapa
diantara siswa kita yang paling jarang menjawab pertanyaan dan ajakan di kelas?
2. Siapa
siswa yang sering tidak tuntas dalam mengerjakan tugas?
3. Siapa
siswa yang terlihat sering melamun di kelas?
Apakah kita
sebagai guru tahu mengapa siswa tersebut jarang merespon pertanyaan? Mengapa
murid tidak tuntas dalam mengerjakan tugas? Mengapa murid tersebut sering
melamun di kelas? Semoga tidak ada lagi jawaban : anaknya memang begitu.
Referensi : Modul
Pelatihan Mandiri pada PMM
Kita harus dapat memahami karakteristik siswa ya bu, mantap
BalasHapusBetul..makasih bu
BalasHapus