Minggu, 04 September 2022

MEMAHAMI MURID : MEMETAKAN KOMPETENSI

 

MEMAHAMI MURID : MEMETAKAN KOMPETENSI


Izatul Laela, S.Si

Pendidik di SMPN 2 Wonorejo

 

Siswa adalah individu yang unik, tanggung jawab kita sebagai guru adalah membantu siswa memahami materi ajar dan menguasai keterampilan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Lebih jauh lagi, guru diharapkan dapat memahami bahwa siswa memiliki pengetahuan awal dan keterampilan yang dipengaruhi oleh bagaimana ia dibesarkan dalam keluarga dan lingkungannya.

Bila kita cermati, apakah semua siswa terlibat penuh saat proses pembelajaran ? Jika saja kita sebagai pendidik mampu membaca pikiran setiap siswa, mungkin kita akan terkejut melihat berapa banyak siswa yang terlibat penuh dalam pembelajaran. Secara fisik mereka berada dalam kelas mengikuti pembelajaran. Tetapi pikiran mereka mengembara entah ke mana. Pikiran tidak terfokus, pandangan kosong, siswa tidak memahami bahan ajar. Itu adalah contoh realita yang terjadi di dalam kelas kita.

Sebagai pendidik, merupakan tanggung jawab kita untuk membantu siswa memahami materi ajar dan menguasai keterampilan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Lebih jauh, kita sebagai pendidik diharapkan mampu memahami bahwa siswa memiliki pengetahuan awal dan keterampilan yang dipengaruhi oleh bagaimana ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga dan lingkungannya. Karenanya, setiap individu itu unik. Sebagai guru, kita harus mampu mengenal karakteristik dan kebutuhanya agar dapat mengembangkan potensinya.

Kebutuhan belajar diartikan sebagai jarak atau kesenjangan antara sasaran yang ingin dicapai dengan kondisi riil siswa saat ini. Ada 3 faktor yang mempengaruhi kebutuhan belajar yaitu pengetahuan, keterampilan dan ketertarikan (antusiasme) siswa. Sebagai contoh saat pelajaran Bahasa Indonesia, guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat poster. Tentu sebelumnya sudah diberikan materi tentang unsur-unsur poster dan sebagainya yang terkait dengan poster. Saat tugas dikumpulkan, guru mendapati tugas siswa tidak tuntas. Ketika ditanya satu per satu alasannya, ada yang menjawab tidak bisa menggambar. Sementara siswa yang lain menjawab tidak bisa membuat kata-kata yang bagus, takut salah yang akhirnya tidak tuntas pekerjaannya. Ada pula yang masih bingung untuk membedakan antara poster dengan selebaran.

Dari ilustrasi tersebut, hendaknya sebelum menyampaikan materi tentang poster, sebagai guru sebaiknya mengenali pengetahuan awal tentang topik tersebut, mengidentifikasi keterampilan dan minat siswa terkait kompetensi membuat poster.

Ada siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang apa itu poster. Ada juga yang masih memiliki keterampilan terbatas dalam berbahasa. Siswa yang lain memiliki antusiasme yang rendah karena poster merupakan hal yang tidak dikuasai.

Jika kita mengalami hal seperti itu maka kendalanya bukan pada kompetensi siswa atau metode belajar yang tidak cocok. Sebagai guru kita hanya perlu mengetahui pemahaman awal siswa tentang poster agar bisa memetakan kebutuhan belajar mereka. Melakukan identifikasi karakteristik dan pemahaman siswa.

Membuat poster akan melibatkan kemampuan berkreasi visual. Identifikasi dapat dilakukan misalnya dengan bermain melanjutkan gambar dari bentuk tertentu. Untuk mengetahui kesiapan berbahasa siswa, dapat dilakukan dengan melanjutkan beberapa kata. Dua kegiatan tersebut bisa membantu guru untuk memahami karakteristik terkait dua unsur yang dominan dari materi pembuatan poster. Hasil dari pemetaan tersebut dapat menjadi dasar bagi guru untuk tugas selanjutnya. Apakah pembuatan poster dilakukan secara individua tau berkelompok . Lalu berapa lama durasinya. Harapannya siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Pengenalan kebutuhan belajar siswa perlu dilakukan karena ini akan membaca siswa pada rasa kebermampuan. Jika siswa mengalami kesulitan, guru dan siswa dapat mengenali secara obyektif , hal apa yang menjadi kesulitan sehingga proses perbaikan bisa dilakukan dengan lebih spesifik dan terarah.

Mari kita cermati kembali,

1.      Siapa diantara siswa kita yang paling jarang menjawab pertanyaan dan ajakan di kelas?

2.      Siapa siswa yang sering tidak tuntas dalam mengerjakan tugas?

3.      Siapa siswa yang terlihat sering melamun di kelas?

 

Apakah kita sebagai guru tahu mengapa siswa tersebut jarang merespon pertanyaan? Mengapa murid tidak tuntas dalam mengerjakan tugas? Mengapa murid tersebut sering melamun di kelas? Semoga tidak ada lagi jawaban : anaknya memang begitu.

 

 

Referensi : Modul Pelatihan Mandiri pada PMM

2 komentar: