Selasa, 13 September 2022

PENYESUAIAN PEMBELAJARAN : STRATEGI LITERASI

 

PENYESUAIAN PEMBELAJARAN : STRATEGI LITERASI

Izatul Laela, S.Si

Pendidik di SMPN 2 Wonorejo


Sebagai guru, mungkin kita pernah bahkan sering mengalami, Ketika murid-murid kita belajar satu topik kemudian diadakan tes maka nilainya bagus-bagus. Sepertinya hafal betul dengan isi pembahasan materi. Tapi saat ganti topik sepertinya sudah lupa dengan materi sebelumnya. Begitu pula jika pertanyaan ada di buku pasti jawabannya bagus-bagus. Tapi Ketika diminta untuk memberikan jawaban dari sudut pandang mereka untuk menyelesaikan soal yang terkait konsep, murid kita cenderung bingung. Padahal semua bacaan sudah disediakan. Mengapa murid kita susah sekali dalam memahami ?

Dalam semua mata pelajaran, kita memfasilitasi murid untuk mengeksplorasi beragam teks yang terkait dengan topik agar mereka mendapatkan ilmu yang bermakna serta dapat mengekspresikan pemahamannya dengan berbagai cara. Berbagai kegiatan yang dapat mengeksplorasi teks bacaan untuk mendalami materi pembelajaran seperti membaca, menyimak, memirsa, berbicara, presentasi, menulis. Hal ini dijalani murid saat menjalani proses pembelajaran. Misalnya saat berdiskusi, menjelaskan atau mempresentasikan hasil pemahamannya. Atau menuangkan pemikirannya melalui berbagai media. Murid tidak saja diharapkan dapat menguasai materi dan menguasai keterampilannya. Diharapkan dapat berpikir kritis dan kreatif melalui materi ajar.

Apa yang telah kita lakukan untuk membantu meningkatkan kecakapan berpikirnya?

Apakah kita telah mengajak murid untuk mengeksplorasi teks bacaan dengan cara yang sama pada mata pelajaran non Bahasa?

Kita mengakui bahwa keterbatasan fasilitas dan sumber belajar menjadi tantangan tersendiri bagi guru-guru di daerah terpencil atau tertinggal. Bukan halangan untuk meningkatkan kecakapan literasi. Jika menghadapi kondisi seperti itu, kita sebagai guru tidak perlu khawatir. Ada tiga area penerapan strategi literasi yaitu :

1.      Lingkungan fisik kaya teks

2.      Program ramah literasi

3.      Pembelajaran dalam kelas

Fokus pembahasan ini adalah pada program ramah literasi. Program ini merupakan program yang menumbuhkan kecintaan murid terhadap kegiatan membaca dan menulis. Beberapa contoh program ramah literasi yang dapat diterapkan di sekolah yaitu :

a.       perpustakaan keliling, yaitu program untuk mendekatkan buku kepada murid yang dilakukan pada periode tertentu. Caranya dengan menaruh dan membawa buku bacaan ringan ke tempat-tempat di mana murid-murid banyak menghabiskan waktu untuk bersantai lalu menawarkan peminjaman buku kepada mereka. Atau berkeliling membawa beberapa pilihan bacaan ke tempat tinggal para murid. Ini bisa dilakukan dengan berkolaborasi dengan layanan perpustakaan keliling yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

b.      Klub buku, yaitu wadah untuk berdiskusi tentang isi buku. Bisa diikuti oleh yang sudah pernah membaca maupun yang belum.

c.       Majalah dinding, merupakan media yang memfasilitasi murid dalam mengasah keterampilan mengekspresikan ide dan pemahaman dalam berbagai karya. Menulis acara tentang liputan sekolah, hobi, tren atau apapun yang dianggap menarik.

d.      Mengundang pembicara tamu dan mengunjungi narasumber. Misalnya mengundang blogger, penulis, vlogger, creator konten, pembuat film, atau pilihan lainnya. Bisa juga mengajak murid untuk mengunjungi narasumber kemudian diminta untuk membuat laporan melalui berbagai karya tentang kunjungan tersebut. Misalnya mengunjungi produsen batu bata dan mewawancarainya.

Yang paling penting adalah semua dirancang dengan menitikberatkan pada proses yang menyenangkan bagi murid. Misalnya tentang music K-Pop, make up, film, fashion, atau travelling. Dalam area pembelajaran di kelas, tantangan terbesar literasi pada tingkat SMP/SMA adalah kegiatan literasi yang dipisahkannya keterampilan tersebut dari mata pelajaran selain Bahasa. Lalu, bagaimana kita memasukkan keterampilan literasi dalam setiap mata pelajaran? Ada banyak yang dapat dilakukan untuk menguatkan keterampilan literasi dalam pembelajaran, diantaranya adalah

1.      Jurnal interaktif, memfasilitasi anak bekerja dalam kelompok dan mengkolaborasikan pemahaman masing-masing terhadap sebuah teks.

2.      Rumus kesimpulan, melatih anak untuk memilah beberapa kata atau kalimat kunci dari teks dan kemudian membuat kesimpulan.

3.      Kata kunci, yaitu murid membuat kata-kata kunci dalam sebuah teks lalu membuat rangkuman.

Teks tidak hanya berupa kata yang tertulis dalam buku. Bisa dalam bentuk gambar, poster, infografis, teks audio visual berupa film pendek juga dapat dianalisis oleh murid.

Kegiatan penguatan litersi di SMP/SMA tidak hanya di mata pelajaran Bahasa Indonesia, tapi juga pada mata pelajaran lainnya. Ini adalah modal utama murid untuk mendapatkan pemahaman mendalam dalam pembelajarannya.

 

Referensi : Platform Merdeka Mengajar

 

2 komentar:

  1. Kemampuan membaca untuk mengambil kesimpulan dan dalam pemecahan masalah adalah hak asasi manusia yang mendasar, sehingga yang memiliki dampak setiap harinya dalam kehidupan. Jika memiliki tingkat literasi yang tinggi, kita mungkin memiliki kesempatan, kesempatan untuk membuat hidup kita lebih baik.
    Literasi yang baik dapat mengasah kemampuan untuk menjadi beripikir secara kritis, kreatif, inovatif serta menumbuhkan budi pekerti siswa. Keterampilan berliterasi juga dapat mendorong siswa untuk bisa memahami informasi secara reflektif, analitis dan krisis.

    BalasHapus