PENYESUAIAN
PEMBELAJARAN : STRATEGI LITERASI
Izatul
Laela, S.Si
Pendidik di SMPN 2 Wonorejo
Sebagai
guru, mungkin kita pernah bahkan sering mengalami, Ketika murid-murid kita
belajar satu topik kemudian diadakan tes maka nilainya bagus-bagus. Sepertinya
hafal betul dengan isi pembahasan materi. Tapi saat ganti topik sepertinya
sudah lupa dengan materi sebelumnya. Begitu pula jika pertanyaan ada di buku
pasti jawabannya bagus-bagus. Tapi Ketika diminta untuk memberikan jawaban dari
sudut pandang mereka untuk menyelesaikan soal yang terkait konsep, murid kita
cenderung bingung. Padahal semua bacaan sudah disediakan. Mengapa murid kita
susah sekali dalam memahami ?
Dalam
semua mata pelajaran, kita memfasilitasi murid untuk mengeksplorasi beragam teks
yang terkait dengan topik agar mereka mendapatkan ilmu yang bermakna serta
dapat mengekspresikan pemahamannya dengan berbagai cara. Berbagai kegiatan yang
dapat mengeksplorasi teks bacaan untuk mendalami materi pembelajaran seperti
membaca, menyimak, memirsa, berbicara, presentasi, menulis. Hal ini dijalani
murid saat menjalani proses pembelajaran. Misalnya saat berdiskusi, menjelaskan
atau mempresentasikan hasil pemahamannya. Atau menuangkan pemikirannya melalui
berbagai media. Murid tidak saja diharapkan dapat menguasai materi dan
menguasai keterampilannya. Diharapkan dapat berpikir kritis dan kreatif melalui
materi ajar.
Apa
yang telah kita lakukan untuk membantu meningkatkan kecakapan berpikirnya?
Apakah
kita telah mengajak murid untuk mengeksplorasi teks bacaan dengan cara yang
sama pada mata pelajaran non Bahasa?
Kita
mengakui bahwa keterbatasan fasilitas dan sumber belajar menjadi tantangan
tersendiri bagi guru-guru di daerah terpencil atau tertinggal. Bukan halangan
untuk meningkatkan kecakapan literasi. Jika menghadapi kondisi seperti itu,
kita sebagai guru tidak perlu khawatir. Ada tiga area penerapan strategi
literasi yaitu :
1. Lingkungan
fisik kaya teks
2. Program
ramah literasi
3. Pembelajaran
dalam kelas
Fokus
pembahasan ini adalah pada program ramah literasi. Program ini merupakan
program yang menumbuhkan kecintaan murid terhadap kegiatan membaca dan menulis.
Beberapa contoh program ramah literasi yang dapat diterapkan di sekolah yaitu :
a. perpustakaan
keliling, yaitu program untuk mendekatkan buku kepada murid yang dilakukan pada
periode tertentu. Caranya dengan menaruh dan membawa buku bacaan ringan ke
tempat-tempat di mana murid-murid banyak menghabiskan waktu untuk bersantai
lalu menawarkan peminjaman buku kepada mereka. Atau berkeliling membawa beberapa
pilihan bacaan ke tempat tinggal para murid. Ini bisa dilakukan dengan
berkolaborasi dengan layanan perpustakaan keliling yang diselenggarakan oleh
pemerintah daerah.
b. Klub
buku, yaitu wadah untuk berdiskusi tentang isi buku. Bisa diikuti oleh yang
sudah pernah membaca maupun yang belum.
c. Majalah
dinding, merupakan media yang memfasilitasi murid dalam mengasah keterampilan mengekspresikan
ide dan pemahaman dalam berbagai karya. Menulis acara tentang liputan sekolah, hobi,
tren atau apapun yang dianggap menarik.
d. Mengundang
pembicara tamu dan mengunjungi narasumber. Misalnya mengundang blogger,
penulis, vlogger, creator konten, pembuat film, atau pilihan lainnya. Bisa juga
mengajak murid untuk mengunjungi narasumber kemudian diminta untuk membuat
laporan melalui berbagai karya tentang kunjungan tersebut. Misalnya mengunjungi
produsen batu bata dan mewawancarainya.
Yang
paling penting adalah semua dirancang dengan menitikberatkan pada proses yang
menyenangkan bagi murid. Misalnya tentang music K-Pop, make up, film, fashion,
atau travelling. Dalam area pembelajaran di kelas, tantangan terbesar literasi
pada tingkat SMP/SMA adalah kegiatan literasi yang dipisahkannya keterampilan
tersebut dari mata pelajaran selain Bahasa. Lalu, bagaimana kita memasukkan
keterampilan literasi dalam setiap mata pelajaran? Ada banyak yang dapat
dilakukan untuk menguatkan keterampilan literasi dalam pembelajaran,
diantaranya adalah
1. Jurnal
interaktif, memfasilitasi anak bekerja dalam kelompok dan mengkolaborasikan
pemahaman masing-masing terhadap sebuah teks.
2. Rumus
kesimpulan, melatih anak untuk memilah beberapa kata atau kalimat kunci dari
teks dan kemudian membuat kesimpulan.
3. Kata
kunci, yaitu murid membuat kata-kata kunci dalam sebuah teks lalu membuat
rangkuman.
Teks
tidak hanya berupa kata yang tertulis dalam buku. Bisa dalam bentuk gambar,
poster, infografis, teks audio visual berupa film pendek juga dapat dianalisis
oleh murid.
Kegiatan
penguatan litersi di SMP/SMA tidak hanya di mata pelajaran Bahasa Indonesia,
tapi juga pada mata pelajaran lainnya. Ini adalah modal utama murid untuk
mendapatkan pemahaman mendalam dalam pembelajarannya.
Referensi
: Platform Merdeka Mengajar
Kemampuan membaca untuk mengambil kesimpulan dan dalam pemecahan masalah adalah hak asasi manusia yang mendasar, sehingga yang memiliki dampak setiap harinya dalam kehidupan. Jika memiliki tingkat literasi yang tinggi, kita mungkin memiliki kesempatan, kesempatan untuk membuat hidup kita lebih baik.
BalasHapusLiterasi yang baik dapat mengasah kemampuan untuk menjadi beripikir secara kritis, kreatif, inovatif serta menumbuhkan budi pekerti siswa. Keterampilan berliterasi juga dapat mendorong siswa untuk bisa memahami informasi secara reflektif, analitis dan krisis.
Betul sekali Pak, terima kasih atas masukannya.
Hapus