PILCAKETOS DI SMPN 2 WONOREJO :
PROJEK
PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Izatul
Laela, S.Si
Pendidik
di SMPN 2 Wonorejo
Berdasarkan
Kemendikbudristek No.56/M/2022, projek penguatan profil pelajar Pancasila
merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan
upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila
yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel dari segi muatan,
kegiatan, dan waktu pelaksanaan. Projek penguatan profil pelajar Pancasila
dirancang terpisah dari intrakurikuler.
Tujuan,
muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan
dan materi pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan
masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek
penguatan profil pelajar Pancasila.Projek penguatan profil pelajar Pancasila
dirancang terpisah dari intrakurikuler.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah
pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi
terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai
kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
Projek
penguatan profil pelajar Pancasila, sebagai salah satu sarana pencapaian profil
pelajar Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami pengetahuan”
sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari
lingkungan sekitarnya.
Dalam
kegiatan projek profil Pancasila ini, peserta didik di SMPN 2 Wonorejo
melaksanakan aksi nyata tentang demokrasi, yaitu pemilihan calon ketua OSIS
(PILCAKETOS). Adapun mata pelajaran yang bertanggung jawab dalam projek
demokrasi ini adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn), Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti (PABP) serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Pelaksanaan
projek ini include dalam pembelajaran. Jadi, guru yang mengajar di kelas
7 mengikuti jadwal yang dibuat oleh tim projek tersebut.
Diawali
dari pembuatan jadwal pelaksanaan. Hari pertama menyampaikan teori tentang demokrasi. Agar lebih efektif dan siswa juga
mendapatkan suasana yang berbeda,
pembelajaran dilaksanakan di luar kelas (outdoor) yaitu di lapangan upacara.
Hari
ke-dua siswa diajak berkunjung ke balai desa terdekat untuk belajar secara
langsung dari narasumber tentang pelaksanaan demokrasi di desa. Di balai desa
tersebut, siswa mendapat kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan pendapat
tentang demokrasi di pemerintahan desa Wonosari. Kemudian siswa diminta
menuliskan pertanyaan dan jawaban terkait kunjungan mereka di balai desa yaitu
tentang demokrasi.
Hari
ke-tiga siswa dibentuk menjadi 4 kelompok untuk membuat yel-yel sebagai bentuk
dukungan terhadap calon ketua OSIS yang terdiri dari 4 calon. Setelah yel-yel
terbentuk, tiap kelompok diminta untuk mendemonstrasikannya secara bergantian.
Hari
ke-empat siswa dikelompokkan menjadi kelompok putra dan putri. Kelompok putra
dibagi menjadi 4 kelompok diminta untuk membuat kotak suara sejumlah 4.
Sedangkan siswa putri dibagi menjadi 2 kelompok diminta untuk membuat tulisan
yang akan ditempel pada kotak suara dan bilik suara.
Hari
ke-lima adalah pelaksanaan kampanye dari para kandidat calon ketua OSIS. Dalam
hal ini kandidat calon ketua OSIS berasal dari kelas 8, yaitu Imadatus Sa’adah dari
8A, Ayu Lestari, Eka Silmi Kaffah dan Denis Riski Saputra dari kelas 8B. Tiap
kandidat menyampaikan orasi tentang visi dan misi yang sudah mereka buat
sebelumnya. Saat kampanye dihadiri oleh seluruh siswa yaitu kelas 7, 8 dan 9
serta didampingi oleh bapak/ibu guru serta tenaga kependidikan yang bertugas
membantu secara teknis pelaksanaannya. Dilanjutkan dengan simulasi pencoblosan
di ruang yang sudah disiapkan dengan kelengkapan logistic pemilihan.
Hari
ke-enam merupakan saat pencoblosan untuk memilih kandidat calon ketua OSIS.
Dengan mengusung jargon LUBER (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia), proses
dilakukan secara bertahap dan bergiliran. Hal ini bertujuan agar suasana
sekolah tetap kondusif, aman dan terkendali.
Saat
yang ditunggu pun tiba yaitu penghitungan suara. Disaksikan oleh seluruh siswa
dan guru serta tenaga kependidikan, proses penghitungan suara dilaksanakan
secara transparan. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut : Denis Riski Saputra
(Nomor urut 1) memperoleh 26 suara, Imadatus Sa’adah (Nomor urut 2) memperoleh 26
suara, Ayu Lestari (Nomor urut 3) memperoleh 36 suara, dan Eka Silmi Kaffah
(Nomor urut 4) memperoleh 79 suara. Terdapat 8 suara tidak sah.
Dari 175 siswa diperoleh suara terbanyak yaitu
Eka Silmi Kaffah (Nomor urut 4) dari kelas 8B dengan79 perolehan suara. Maka
diputuskan bahwa Eka Silmi Kaffah akan mengemban Amanah menjadi ketua OSIS SMPN
2 Wonorejo periode 2022-2023.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila
hendaknya memenuhi prinsip-prinsip yaitu
1.
Holistic, tema
projek profil yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah tematik yang menghimpun
beragam mata pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk meleburkan beragam
perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu. Cara pandang holistik juga
mendorong kita untuk dapat melihat koneksi yang bermakna antar komponen dalam
pelaksanaan projek profil, seperti peserta didik, pendidik, satuan pendidikan,
masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari.
2.
Kontekstual, upaya mendasarkan kegiatan
pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini
mendorong pendidik dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar
dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran.
3.
Berpusat pada peserta didik, mendorong
peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses
belajarnya secara mandiri, termasuk memiliki kesempatan memilih dan mengusulkan
topik projek profil sesuai minatnya. Pendidik menjadi fasilitator pembelajaran
yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi
berbagai hal atas dorongannya sendiri sesuai dengan kondisi dan kemampuannya.
Harapannya, setiap kegiatan pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik
dalam memunculkan inisiatif serta meningkatkan daya untuk menentukan pilihan
dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
4. Eksploratif, membuka ruang yang lebar bagi proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur maupun bebas. Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata peserta didikan.
Manfaat projek
penguatan profil pelajar Pancasila jelas dapat dirasakan oleh siswa, guru
maupun lembaga. Adapun manfaat bagi siswa yaitu memberi ruang dan waktu untuk
peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan profil
pelajar Pancasila.
Bagi guru manfaat
yang diperoleh yaitu mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka
untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya
hasil pembelajaran.
Sedangkan bagi lembaga,
manfaat yang diperoleh dengan projek penguatan profil pelajar Pancasila yaitu menjadikan
satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada
lingkungan dan komunitas di sekitarnya.
Referensi :
Melatih demokrasi sejak dini semoga mampu membentuk karakter P3 dan di implemenatsikan di kehidupan sehari hari ... Sukses selalu
BalasHapusAamiin, terima kasih bund
Hapus