Minggu, 04 September 2022

PILCAKETOS DI SMPN 2 WONOREJO : PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

                                          PILCAKETOS DI SMPN 2 WONOREJO :

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

 

Izatul Laela, S.Si

Pendidik di SMPN 2 Wonorejo

 

Berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler.

Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila, sebagai salah satu sarana pencapaian profil pelajar Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya.

Dalam kegiatan projek profil Pancasila ini, peserta didik di SMPN 2 Wonorejo melaksanakan aksi nyata tentang demokrasi, yaitu pemilihan calon ketua OSIS (PILCAKETOS). Adapun mata pelajaran yang bertanggung jawab dalam projek demokrasi ini adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn), Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (PABP) serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Pelaksanaan projek ini include dalam pembelajaran. Jadi, guru yang mengajar di kelas 7 mengikuti jadwal yang dibuat oleh tim projek tersebut.

Diawali dari pembuatan jadwal pelaksanaan. Hari pertama menyampaikan teori tentang  demokrasi. Agar lebih efektif dan siswa juga mendapatkan suasana  yang berbeda, pembelajaran dilaksanakan di luar kelas (outdoor) yaitu di lapangan upacara.

Hari ke-dua siswa diajak berkunjung ke balai desa terdekat untuk belajar secara langsung dari narasumber tentang pelaksanaan demokrasi di desa. Di balai desa tersebut, siswa mendapat kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan pendapat tentang demokrasi di pemerintahan desa Wonosari. Kemudian siswa diminta menuliskan pertanyaan dan jawaban terkait kunjungan mereka di balai desa yaitu tentang demokrasi.

Hari ke-tiga siswa dibentuk menjadi 4 kelompok untuk membuat yel-yel sebagai bentuk dukungan terhadap calon ketua OSIS yang terdiri dari 4 calon. Setelah yel-yel terbentuk, tiap kelompok diminta untuk mendemonstrasikannya secara bergantian.

Hari ke-empat siswa dikelompokkan menjadi kelompok putra dan putri. Kelompok putra dibagi menjadi 4 kelompok diminta untuk membuat kotak suara sejumlah 4. Sedangkan siswa putri dibagi menjadi 2 kelompok diminta untuk membuat tulisan yang akan ditempel pada kotak suara dan bilik suara.

Hari ke-lima adalah pelaksanaan kampanye dari para kandidat calon ketua OSIS. Dalam hal ini kandidat calon ketua OSIS berasal dari kelas 8, yaitu Imadatus Sa’adah dari 8A, Ayu Lestari, Eka Silmi Kaffah dan Denis Riski Saputra dari kelas 8B. Tiap kandidat menyampaikan orasi tentang visi dan misi yang sudah mereka buat sebelumnya. Saat kampanye dihadiri oleh seluruh siswa yaitu kelas 7, 8 dan 9 serta didampingi oleh bapak/ibu guru serta tenaga kependidikan yang bertugas membantu secara teknis pelaksanaannya. Dilanjutkan dengan simulasi pencoblosan di ruang yang sudah disiapkan dengan kelengkapan logistic pemilihan.

Hari ke-enam merupakan saat pencoblosan untuk memilih kandidat calon ketua OSIS. Dengan mengusung jargon LUBER (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia), proses dilakukan secara bertahap dan bergiliran. Hal ini bertujuan agar suasana sekolah tetap kondusif, aman dan terkendali.

Saat yang ditunggu pun tiba yaitu penghitungan suara. Disaksikan oleh seluruh siswa dan guru serta tenaga kependidikan, proses penghitungan suara dilaksanakan secara transparan. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut : Denis Riski Saputra (Nomor urut 1) memperoleh 26 suara, Imadatus Sa’adah (Nomor urut 2) memperoleh 26 suara, Ayu Lestari (Nomor urut 3) memperoleh 36 suara, dan Eka Silmi Kaffah (Nomor urut 4) memperoleh 79 suara. Terdapat 8 suara tidak sah.

Dari 175 siswa diperoleh suara terbanyak yaitu Eka Silmi Kaffah (Nomor urut 4) dari kelas 8B dengan79 perolehan suara. Maka diputuskan bahwa Eka Silmi Kaffah akan mengemban Amanah menjadi ketua OSIS SMPN 2 Wonorejo periode 2022-2023.

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila hendaknya memenuhi prinsip-prinsip yaitu

1.      Holistic, tema projek profil yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah tematik yang menghimpun beragam mata pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu. Cara pandang holistik juga mendorong kita untuk dapat melihat koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan projek profil, seperti peserta didik, pendidik, satuan pendidikan, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari.

2.      Kontekstual, upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran.

3.      Berpusat pada peserta didik, mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri, termasuk memiliki kesempatan memilih dan mengusulkan topik projek profil sesuai minatnya. Pendidik menjadi fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal atas dorongannya sendiri sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Harapannya, setiap kegiatan pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam memunculkan inisiatif serta meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

4.      Eksploratif, membuka ruang yang lebar bagi proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur maupun bebas. Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata peserta didikan.

Manfaat projek penguatan profil pelajar Pancasila jelas dapat dirasakan oleh siswa, guru maupun lembaga. Adapun manfaat bagi siswa yaitu memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.

Bagi guru manfaat yang diperoleh yaitu mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.

Sedangkan bagi lembaga, manfaat yang diperoleh dengan projek penguatan profil pelajar Pancasila yaitu menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.

 

 

Referensi :

https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-Penguatan-Projek-Profil-Pancasila.pdf




2 komentar:

  1. Melatih demokrasi sejak dini semoga mampu membentuk karakter P3 dan di implemenatsikan di kehidupan sehari hari ... Sukses selalu

    BalasHapus