Rabu, 05 Oktober 2022

MEMAHAMI DIRI

 

MEMAHAMI DIRI

Izatul Laela, S.Si

Pendidik di SMPN 2 Wonorejo

 

Sebagai manusia biiasa kita tentu pernah mengalami yang namanya kegagalan. Kecewa merupakan hal yang manusiawi. Akan tetapi kita tidak perlu hanyut dan larut dengan keadaan tersebut. Sebaiknya kita merefleksi diri, bermuhasabah mengapa kita gagal serta berupaya untuk mencari solusinya. Tapi terkadang hasilnya tidak signifikan sehingga kemudian kita menyalahkan diri sendiri. Kita meyakini bahwa kita memang tidak kompeten. Pertanyaannya, apakah benar seperti itu? JAngan-jangan kita yang belum memahami diri sendiri secara obyektif.

Proses refleksi yang dilakukan terus menerus akan menolong kita semakin memahami diri sendiri dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Sebagai contoh Ketika ada orang yang gagal mendapatkan beasiswa. Orang tersebut tentu kecewa. Dia merasa tidak mampu dalam hal itu. Kemudian mencoba sharing dengan temannya. Dan temannya bercerita bahwa dia dulu pernah mengalami hal yang sama, namun pada akhirnya lolos menerima beasiswa karena dia menambah porsi persiapan untuk menghadapi tes serta menuliskan target-target secara lebih spesifik. Menganalisa kembali di bagian mana yang membuat gagal atau memperoleh nilai yang kurang, maka di bagian itulah porsi persiapan lebih ditingkatkan.

Cara lain yang dilakukan adalah dengan memvisualisasikan target dengan menuliskannya di kamar agar sering terlihat sehingga mudah diingat. Tentunya dibarengi dengan meningkatkan porsi Latihan secara konsisten. Mencatat prosesnya sebagai bahan evaluasi dan refleksi mandiri. Jangan lupa libatkan mentor atau orang yang lebih kompeten untuk memberi masukan dan umpan balik yang spesifik.

Setiap minggu lakukan refleksi tentang apa yang sudah baik dan apa yang perlu diperbaiki. Kuncinya harus jujur pada diri sendiri. Kita perlu mengingat kembali target utama apa sehingga lebih focus lagi untuk mencapainya.

Memahami diri adalah bagian penting dari proses refleksi. Proses evaluasi akan jitu Ketika kita berani menemukan atau menentukan penyebab kegagalan. Untuk mendapatkan hasil refleksi yang obyektif maka perlu dilakukan pencatatan dan pendokumentasian. Hal ini akan membantu kita untuk melihat situasi berdasarkan data atau fakta bukan sekedar asumsi atau harapan.

Proses refleksi dapat dilakukan secara individua tau melibatkan orang lain. Proses refleksi dapat muncul saat berdialog dengan rekan. Bagian terpenting dari proses refleksi adalah bagaimana kita mau terbuka mengakui dan memahami diri. Seringnya proses memahami diri ini terhalang oleh keengganan mengakui kesalahan, kelalaian, asumsi yang tidak diperkuat oleh data atau lemahnya citra diri.

Memiliki efikasi diri adalah poin penting dalam memahami diri. Orang yang memiliki efikasi diri adalah orang yang percaya dan optimis bahwa ia dapat menyelesaikan tugas tersebut. Efikasi diri juga menjadi bagian penting dari regulasi diri, bila proses refleksi berjalan dengan baik.

Penutup dari refleksi diri adalah ucapan penuh syukur, optimis, percaya diri serta sikap-sikap positif lainnya. Hal ini baik untuk dilanjutkan dengan perencanaan Langkah-langkah perbaikan yang obyektif sesuai hasil refleksi.

 

Referensi : PMM

Minggu, 02 Oktober 2022

PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PANCASILA

 

PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PANCASILA

Izatul Laela, S.Si

Pendidik di SMPN 2 Wonorejo

 

Ada sebuah peribahasa yang mengatakan : Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Dalam konteks projek penguatan profil Pancasila, peribahasa itu menyiratkan bahwa dalam melaksanakan suatu tugas hendaknya dilakukan secara bergotong royong.

Dalam sejarah, gotong royong merupakan semangat bangsa Indonesia yang diyakini sejak lama. Gotong royong merupakan salah satu dimensi profil pelajar Pancasila. Oleh karenanya, dalam perencanaan dan pelaksanaan projek penguatan profil Pancasila, guru dan kepala sekolah dapat melibatkan banyak pihak secara sinergis dan kolaboratif. Dengan demikian nilai dari dimensi gotong royong dapat tertanam pada diri setiap pemangku kepentingan sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

Untuk menjalankan dimensi gotong royong itu, satuan Pendidikan perlu memiliki ekosistem yang berpikiran terbuka, senang mempelajari hal baru dan kolaboratif. Pembelajaran berbasis projrk akan terlaksana secara optimal apabila berbagai pihak dalam satuan Pendidikan sebagai komponen utama pembelajaran dapat saling mengoptimalkan perannya mulai dari kepala sekolah, guru, murid, pengawas, dinas Pendidikan tingkat propinsi serta kabupaten/kota, komite dan masyarakat selaku orangtua atau mitra. Seluruh pihak harus mampu menjalin sinergitas satu sama lain. Terbuka untuk perbaikan, terbuka dengan banyak ide dan mau bekerja sama. Maka pelaksanaan projek penguatan profil Pancasila akan berjalan optimal dan bermakna.

 

Kepala Sekolah

Memiliki peran sangat penting mulai awal sampai akhir, yaitu

a.       membentuk tim dalam perencanaan projek

b.      mengawasi dan mengelola pelaksanaan projek

c.       membangun komunikasi yang kolaoratif

d.      mengembangkan kapasitas pendidik

e.       melakukan coaching berkala

f.        memimpin refleksi, evaluasi dan asesmen

 

Pendidik/Guru

Peran pendidik/guru yaitu :

a.       Bertanggung jawab mulai perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan projek serta sebagai fasilitator bagi murid

b.      Membimbing murid dalam pelaksanaan projek

c.       Sebagai pelaku asesmen

 

Murid

Sebagai pelaksana projek penguatan profil Pancasila

Dinas propinsi, kabupaten/kota

a.       Memastikan satuan Pendidikan memiliki sumber daya, sarana dan prasarana yang cukup memadai dalam pelaksanaan pembelajaran paradigma baru, khususnya projek penguatan profil pelajar Pancasila

b.      Dukungan untuk meningkatkan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan

c.       Memastikan dan mengawasi keterlibatan antar pemangku kepentingan

 

Pengawas

a.       Mengawasi pelaksanaan projek

b.      Memberikan pendampingan dan pembinaan

c.       Memberikan informasi terbaru terkait kebijakan yang berhubungan dengan kurikulum dan projek penguatan profil Pancasila

d.      Memberikan solusi alternatif jika pada satuan Pendidikan ditemukan kendala dalam pelaksanaan projek penguatan profil Pancasila

 

Komite satuan Pendidikan

Berperan memberikan pengawasan dan dukungan terkait pelaksanaan projek.

 

Masyarakat (Orangtua, mitra)

Menjadi sumber belajar yang bermakna bagi murid untuk mengidentifikasi isu atau masalah yang muncul dan sekaligus menjadi sumber informasi.

 

Projek penguatan profil Pancasila dikerjakan secara kolaboratif melibatkan banyak pihak untuk mengawasi, berproses dan mengevaluasi.

 

Referensi : PMM

 

 

Sabtu, 01 Oktober 2022

MEMAHAMI MURID : MENYELARASKAN KEBUTUHAN

 

MEMAHAMI MURID : MENYELARASKAN KEBUTUHAN

Izatul Laela, S.Si

Pendidik di SMPN 2 Wonorejo

 

Sebagai guru seringkali kita menemukan adanya kemampuan dan kebutuhan murid yang beragam. Ini merupakan tantangan kita sebagai guru terutama saat menghadapi materi baru yang membutuhkan pemahaman murid sebagai kemampuan prasyaratnya. Sebagai contoh untuk materi IPA kelas 7 tentang perubahan wujud zat. Sebelum masuk pada materi tersebut tentunya setiap murid harus memahami konsep tentang wujud zat terlebih dulu.

Dari hasil tes diagnostic kita bisa memetakan kemampuan murid, sehingga bisa dibagi menjadi 3 kelompok dengan tujuan yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kemampuannya. Kita bisa menyelaraskan kebutuhan murid sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.

Marcie Nortlund mengungkapkan bahwa kita dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi dengan 3 alternatif modifikasi, yaitu modifikasi proses, produk akhir dan konten.

Modifikasi proses

Guru mengeksplorasi berbagai aktivitas dan strategi untuk mengajar setiap materi kepada murid. Contohnya dengan dibentuknya kelompok-kelompok sesuai tujuan pembelajaran masing-masing murid. Murid yang berkembang membutuhkan banyak instruksi langsung dan pendampingan. Sedangkan murid yang kompetensinya unggul dapat belajar secara mandiri.

Modifikasi produk akhir

Guru melakukan modifikasi pada produk akhir masing-masing murid. Setiap murid diperbolehkan menunjukkan hasil belajarnya dalam bentuk sesuai minatnya , contohnya video, teks lagu, demonstrasi, presentasi, gambar, dan lain-lain.

Modifikasi konten

Guru dapat memodifikasi konten pembelajaran untuk setiap murid. Tetapi sebelumnya guru juga harus menentukan konsep utama yang harus dikuasai oleh setiap murid sebagai modal. Sehingga Ketika murid menemui soal yang kompleks, mereka dapat mengerjakannya dengan baik.

Dengan adanya model diferensiasi ini kita sebagai guru dapat menyesuaikan tujuan pembelajaran, konten pelajaran, ragam aktivitas, produk akhir murid sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuan.

Cara Penerapan

Setelah melakukan asesmen diagnostic, kita dapat membagi murid dalam kelompok-kelompok lalu membuat tujuan yang berbeda-beda untuk masing-masing kelompok. Jadi dalam hal ini kita sudah melakukan diferensiasi proses. Kita tetap dapat memenuhi kebutuhan murid sesuai dengan kebutuhan murid agar mereka dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan levelnya masing-masing. Sehingga tidak ada murid yang dipaksa untuk memahami suatu konsep yang bahkan kemampuan prasyaratnya saja belum dikuasai. Berikutnya pengelompokan ini akan membantu kita sebagai guru dalam melakukan diferensiasi produk akhir dan konten.

 

Referensi : PMM