Kamis, 16 Februari 2023

Pembinaan Dinas Guru Penggerak Angkatan IV Kabupaten Pasuruan

 Pembinaan Dinas Guru Penggerak Angkatan IV Kabupaten Pasuruan

 

Hari Kamis, 16 Februari 2023 sekitar 73 guru penggerak angkatan IV Kabupaten Pasuruan hadir memenuhi undangan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka pembinaan dinas.

Sasaran dari pembinaan ini adalah guru-guru yang telah lulus dalam program pendidikan guru penggerak (PPGP) di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan yang meliputi jenjang TK, SD dan SMP. Jenjang TK hadir 2 orang, SD 42 orang dan SMP 29 orang.

 

Kegiatan diawali dengan pembukaan yang dipandu oleh Ibu Siti Fatimatuzzahro yang merupakan seorang widyaprada. Widyaprada adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan kegiatan Pemetaan Mutu Pendidikan, Pendampingan Satuan Pendidikan, Pembimbingan Satuan Pendidikan, Supervisi Pendidikan, dan/atau Pengembangan Model Penjaminan Mutu Pendidikan. Jabatan Fungsional Widyaprada termasuk dalam rumpun tenaga kependidikan lainnya. Jabatan Fungsional Widyaprada berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang Penjaminan Mutu Pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan masyarakat pada instansi pemerintah.

 

Bu Siti Fatimatuzzahro yang akrab disapa Bu Fat menyampaikan tujuan diadakan acara tersebut yaitu hasil oleh-oleh dari “ngangsu kawruh” Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan dari BBPM (Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan) yang dulu dikenal dengan sebutan LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan).

 

Oleh-olehnya yaitu tentang amanah permendikbudristek yang menyatakan tentang tugas guru sebagai kepala sekolah. Dalam Permendikbudristek nomor 40 tahun 2021 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah disebutkan syarat-syarat penugasan tersebut antara lain adalah memiliki: kualifikasi akademik paling rendah sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari perguruan tinggi dan program studi yang terakreditasi; sertifikat pendidik; Sertifikat Guru Penggerak; pangkat terendah penata muda tingkat I, golongan ruang III/b bagi Guru PNS; jenjang jabatan paling rendah Guru ahli pertama bagi Guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja; hasil penilaian kinerja Guru dengan sebutan paling rendah Baik selama 2 (dua) tahun terakhir untuk setiap unsur penilaian; pengalaman manajerial paling singkat 2 (dua) tahun di satuan pendidikan, organisasi pendidikan, dan/atau komunitas pendidikan; sehat jasmani, rohani, dan bebas narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya berdasarkan surat keterangan dari rumah sakit pemerintah; tidak pernah dikenai hukuman disiplin sedang dan/atau berat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; tidak sedang menjadi tersangka, terdakwa, atau tidak pernah menjadi terpidana; dan usia paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun pada saat diberi penugasan sebagai Kepala sekolah.

 

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (Kabid GTK) Bapak Drs. Imam Supi’I, M.Pd.  Pak Imam juga menyampaiakn bahwa setelah Desember tahun 2022 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sudah tidak diperkenankan lagi mengadakan seleksi Calon Kepala Sekolah (Cakep). Berdasarkan Permendikbudristek nomor 40 tahun 2021 kepala sekolah harus berasal dari lulusan guru penggerak.

 

Puncak acara yaitu sambutan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan, Bapak Hasbullah, S.Pd. Pria yang akrab disapa “Abi” ini menyampaikan bahwa guru penggerak dari SMP harus siap ditugaskan menjadi kepala sekolah pada jenjang SD. Bila dalam perjalanan waktu kemudian ada kekosongan posisi kepala sekolah pada jenjang SMP maka kepala sekolah dari jenjang SD yang berasal dari guru penggerak tersebut dapat ditarik kembali untuk mengisi kekosongan tersebut. Lebih lanjut Abi mengatakan bahwa menjadi ASN harus memiliki 3 kriteia yaitu PDL (profesional, dedikasi dan loyalitas). . Setiap guru penggerak harus mampu merefleksikan diri “before” dan  “after”. Sebelum dan setelah menjadi guru penggerak. Demikian juga saat diberikan amanah menjadi kepala sekolah.

Semoga para guru lulusan program pendidikan guru penggerak ini dapat menerapkan apa yang pernah diperoleh demi kemajuan dan kemaslahatan pendidikan khususnya di wilayah kabupaten Pasuruan.

 

 

 

 

Minggu, 12 Februari 2023

Upacara Bendera : Sebuah Upaya Wujudkan Profil Pelajar Pancasila


Upacara Bendera : Sebuah Upaya Wujudkan Profil Pelajar Pancasila

Izatul Laela, S.Si

Pendidik di SMPN 2 Wonorejo

            Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di Sekolah, upacara bendera di sekolah merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang mencakup nilai-nilai penanaman sikap disiplin, kerja sama, rasa percaya diri, dan tanggung jawab. Dengan begitu, hal ini dapat mendorong lahirnya sikap dan kesadaran berbangsa dan bernegara serta cinta tanah air di kalangan peserta didik.

            Setiap hari Senin, SMPN 2 Wonorejo melaksanakan upacara bendera secara rutin. Yang menjadi petugas pelaksana adalah perwakilan dari tiap kelas, mulai kelas VII, VIII dan IX. Demikian pula yang menjadi pembina upacara. Seluruh Bapak/Ibu Dewan Guru dan Kepala Sekolah secara bergantian terjadwal sesuai dengan data urutan kepangkatan (DUK).

 

            Seperti yang di lakukan pada Senin, 13 Februari 2023. Upacara bendera berlangsung dengan hikmat, tertib dan aman. Yang bertugas sebagai petugas upacara yaitu kelas VIII B.. Diikuti oleh kepala sekolah, 19 orang guru, 6 orang tenaga kependidikan dan 177 peserta didik. Yang bertugas sebagai perwira upacara yaitu Ali Akbar, pemimpin upacara :Eka Silmi Kafah, pembacaan UUD 19945: M. Nur Kholis, ajudan yang membawa teks Pancasila dan Visi Misi SMPN 2 Wonorejo : Rafi Idrus.

            Sebanyak 12  peserta didik yang tergabung dalam paduan suara menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai pengiring saat pengibaran bendera Merah Putih yang di dipandu oleh Sintia Ramadani. Demikian juga saat mengheningkan cipta.

            Dalam amanat pembina upacara, Ibu Sinta Purwaningsari, S.Pd memberikan reward kepada petugas upacara dari kelas VIII B karena telah melaksanakan tugas dengan baik. Kalau ada kekurangan itu merupakan hal yang wajar dan menjadi pembelajaran bagi kelas lain agar melaksanakan dengan lebih baik lagi. Dalam amanatnya Ibu Sinta mengingatkan kepada peserta didik tentang pentingnya disiplin dalam segala hal.

          Dikutip dari Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Kemendikbudristek disebutkan profil pelajar Pancasila adalah pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila

        Upacara bendera bukanlah kegiatan yang sekedar berdiri beberapa menit saja, dalam pelaksanaannya bermakna bahwa Indonesia adalah negara yang telah merdeka. Buah dari jasa para pahlawan yang berjuang hingga titik darah penghabisan bahkan terusir dari ibu pertiwi yang kita cintai.

                Adapun tujuan khusus diterapkan kegiatan upacara adalah untuk mendisiplinkan peserta didik sejak dini, serta menanamkan rasa patriotisme dalam diri peserta didik.

                 Dengan melaksanakan upacara bendera, secara langsung maupun tidak langsung peserta didik sudah menerapkan nilai-nilai yang terdapat dalam profil pelajar Pancasila.

        Peserta didik memiliki kemampuan untuk berpikir terbuka terhadap perbedaan dan kemajemukan (dibuktikan dengan tidak membeda-bedakan teman dengan berbagai latar belakang), memiliki kepedulian pada lingkungannya  dan menjadikan kemajemukan yang ada sebagai kekuatan untuk hidup bergotong royong, memiliki inisiatif dan siap untuk belajar akan hal-hal yang baru.

                Di usia yang masih muda, seorang pelajar Pancasila harus dapat mandiri dan memiliki rasa tanggung jawab akan sebuah proses. Di lain sisi, pelajar Pancasila juga harus mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya untuk mencapai tujuan belajarnya.

             Tidak hanya itu, pelajar Pancasila harus aktif dalam mencari cara untuk meningkatkan kapasitas diri dan bersikap reflektif agar dapat terus berkontribusi kepada bangsa, negara, dan dunia.

                Semoga semakin banyak peserta didik yang mengetahui makna, memperoleh manfaat dari kegiatan upacara bendera serta semakin bersemangat dalam melaksanakannya. 

Kamis, 09 Februari 2023

SIMPOSIUM DAN PENGUKUHAN GURU PENGGERAK ANGKATAN IV KAB. PASURUAN

 
SIMPOSIUM DAN PENGUKUHAN GURU PENGGERAK ANGKATAN IV KAB. PASURUAN

Izatul Laela, S.Si

Guru Penggerak Angkatan IV Kab. Pasuruan

                Program Guru Penggerak merupakan program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini dilaksanakan secara daring/online melalui LMS (Learning Management System), pendampingan individu oleh pengajar praktik, loka karya, konferensi yang dipandu oleh fasilitator maupun instruktur, namun tetap melaksanakan tugas sebagai guru. 


                Pada hari Rabu, 8 Februari 2023 dilaksanakan simposium dan pengukuhan guru penggerak angkatan IV kabupaten Pasuruan setelah menjalani pendidikan selama lebih kurang 15 bulan, 6 bulan tambahan dari target 9 bulan yang direncanakan. Program Guru Penggerak Angkatan IV merupakan angkatan terakhir yang menjalani pendidikan 9 bulan. Setelahnya, yaitu angkatan V, VI dan seterusnya melaksanakan pendidikan selama 6 bulan saja. 


                Simposium dan Pengukuhan Guru Penggerak Angkatan IV kabupaten Pasuruan ini dilaksanakan di aula SMP Negeri 1 Gondang Wetan dihadiri oleh 145 guru penggerak dari jenjang PAUD, TK, SD, SMP dan SMA/SMK. Hadir dalam kesempatan ini adalah  Kepala BBGP Propinsi Jawa Timur Drs. Abu Khaer, M.Pd, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Hasbullah, S.Pd beserta jajarannya yaitu Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (Kabid GTK) Drs. Imam Supi'i,M.Pd,  Kasie Kurikulum Mochammad Syafi'i,M.Pd, Kasie Pembinaan SMA Cabang Dinas Wilayah Pasuruan Benny Sujatmiko, SE, Drs. Sugeng Suprayoga kepala SMP Negeri 1 Gondang Wetan selaku tuan rumah, perwakilan pengawas, perwakilan kepala sekolah serta guru pengajar praktik.


                    Hasbullah yang akrab disapa 'Abi' dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada guru penggerak angkatan IV yang telah menyelesaikan pendidikan selama lebih dari 1 tahun. Abi berharap bahwa program guru penggerak ini bisa dilaksanakan dengan baik, berkelanjutan karena pemerintah telah mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Beliau juga berharap agar para guru penggerak  sebagai insan pendidikan dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai agen perubahan yang selaras dengan program pemerintah yaitu merdeka belajar, merdeka mengajar berbasis fitrah. Hal ini juga sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu pendidikan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.



                Lebih lanjut beliau menghimbau kepada guru penggerak agar dapat melaksanakan aksi nyata pada masing-masing lembaga tempat mengemban amanah untuk dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan minat, bakat dan potensi anak didik. Beliau memberikan contoh nyata mengekspresikan pemikiran dalam bentuk lagu terbukti dengan lagu ciptaannya yang berjudul Insan Pendidikan dan Gerbang Pendekar Santri.


                Pada kesempatan yang sama kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) juga menyampaikan ucapan selamat kepada guru penggerak angkatan IV kabupaten Pasuruan. Beliau berpesan bahwa setiap anak didik memiliki sifat unik yang berbeda. "Seruling biarlah berbunyi seruling. Saxofone biarlah berbunyi saxofone. Piano biarlah berbunyi piano. Ketika semua alat musik ini dimainkan dengan irama yang berbeda akan terbentuk harmoni orkestra yang merdu dan indah." Maknanya bahwa sebagai guru harus dapat memahami minat, bakat dan potensi anak didik. Tugas gurulah untuk mengarahkan anak didik sesuai dengan minat, bakat dan potensi mereka.


                Beliau juga menghimbau kepada para guru penggerak agar melaksanakan transformasi dan memaksimalkan media digital dalam pembelajaran misalnya melalui platform merdeka mengajar (PMM), SIMPKB, dan lain-lain. 


                Puncak acara yang ditunggu yaitu pengukuhan 145 guru penggerak oleh Kadisdik untuk jenjang PAUD, TK, SD, SMP, sedangkan jenjang SMA/SMK oleh Kasie Pembinaan SMA Cabang Dinas Wilayag Pasuruan dan disaksikan oleh kepala BBGP Jawa Timur.




Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Simposium dan Pengukuhan Guru Penggerak Angkatan 4 Kab. Pasuruan", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/izatul03711/63e500154addee2c26788272/simposium-dan-pengukuhan-guru-penggerak-angkatan-4-kab-pasuruan?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Desktop


Kreator: Izatul Laela




Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Rabu, 01 Februari 2023

PENTINGNYA MELURUSKAN NIAT

 PENTINGNYA MELURUSKAN NIAT

Izatul Laela, S.Si

Pendidik di SMPN 2 Wonorejo

 

Dari Umar bin Al Khattab ra, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan". (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

Dikisahkan ada seorang ahli ibadah yang sangat rajin membaca kitab suci Al Qur’an. Waktu shubuh, siang, petang  dan malam. Setiap hari itu dilakukannya sebagai wujud kecintaannya kepada Al Qur’an.

 

Pada suatu ketika sang ahli ibadah ini membaca Al Qur’an surat Thoha di waktu shubuh. Selesai membaca Al Qur’an sang ahli ibadah ini tertidur. Dalam tidurnya sang ahli ibadah ini bermimpi. Dalam mimpinya sang ahli ibadah didatangi oleh seseorang yang datang dari langit sambil membawa Al Qur’an. Orang itu mengatakan,” Wahai ahli ibadah, ini aku perlihatkan catatan dari bacaan surat Thoha yang Anda baca tadi. Di catatan ini Anda lihat ternyata hasilnya tidak sempurna pahalanya. Ada ayat-ayat yang tidak terhitung pahalanya. Ada ayat-ayat yang tidak terhitung oleh Allah SWT.

 

Sang ahli ibadah  terkejut. Dia kaget. Mengapa bisa begitu? Dia membatin. Kemudian mengatakan,”Tunggu dulu wahai sahabatku.” Sang ahli ibadah tidak bisa menerimanya.

“Aku membaca Al Qur’an sebanyak halaman ini. Tapi kenapa Anda mengatakan ada yang hilang? Apa maksudnya?” Sang ahli ibadah semakin tidak mengerti.

“Mengapa di bagian ini tidak ada catatannya? Ada apa ini? Mengapa?

 

Kemudian orang itu menjelaskan kepada sang ahli ibadah.

“Aku perlu jelaskan kepadamu. Hal itu terjadi karena saat engkau membaca ayat-ayat suci Al Qur’an  kemudian ada orang yang lewat di depanmu, lalu begitu orang itu melihat ke arahmu, engkau langsung meninggikan suaramu dan membaguskan suaramu. Kamu ingin orang yang mendengar suaramu kemudian memujimu, menyanjungmu. Maka dari sebab itulah ayat-ayat yang kamu baca tadi tidak ada hitungannya di hadapan Allah SWT. Kamu telah berbuat riya’. Saat engkau baguskan suaramu karena ingin mendapatkan pujian orang lain, saat itulah pahalamu terhapus.

 

Secara bahasa, niat adalah al-qashd, yang artinya keinginan. Sementara secara istilah syar’i, niat didefinisikan sebagai azam atau tekad untuk mengerjakan suatu ibadah dengan ikhlas karena Allah, yang letaknya berada di dalam batin atau hati.

 

Niat memiliki dua fungsi utama, pertama yaitu untuk membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, atau membedakan antara ibadah dengan kebiasaan. Lalu, yang kedua yaitu untuk membedakan tujuan seseorang dalam beribadah. Apakah seseorang itu beribadah karena mengharap rida Allah ataukah ia beribadah karena selain Allah, seperti mengharapkan pujian manusia.

 

Untuk melihat urgensi niat dalam kehidupan sehari-hari kita, maka beberapa ulama telah mengatakan poin penting tentang hal tersebut. Pertama, dari Yahya bin Abi Katsir, menuturkan bahwa pelajarilah niat, karena ia lebih dahulu sampai di sisi Allah daripada amalan. Kedua, dari Mutharrif bin Abdullah, baiknya hati adalah dengan baiknya amalan, dan baiknya amalan adalah dengan baiknya niat. Terakhir, dari Sufyan Ats-Tsauri, tidak ada sesuatu yang paling berat untuk saya obati, kecuali masalah niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik dalam diriku.

 

Mari kita renungkan bersama. Sudah berapa banyak sholat yang kita laksanakan, sudah berapa banyak ayat-ayat suci Al Qur’an yang kita baca, Sudah berapa banyak puasa sunnah kita, sudah berapa banyak shodaqoh kita, sudah berapa banyak amal shaleh yang kita kerjakan ? Yakinkah amalan kita diterima Allah SWT? Atau hanya bernilai lelah saja? Kita capai saja. Tidak ada nilainya apa-apa. Maka inilah pentingnya kita meluruskan niat agar ikhlas semata-mata karena Allah SWT. Wallahu A’lam.

 

 

Referensi : https://news.uad.ac.id/pentingnya-niat-sebelum-beramal/